
ACTNews, TEGAL – Musim kemarau telah tiba, sebagian
wilayah di Kabupaten Tegal mulai dilanda kekeringan. Sebanyak 22 desa di lima
kecamatan berpotensi terkena dampak kekeringan dan diperkirakan akan semakin
meluas seiring mendekati puncak musim kemarau yang diprediksi
pada Agustus mendatang.
Sekitar 18.192 kepala keluarga atau lebih dari 72.552 jiwa terpaksa
harus memanfaatkan sungai atau harus membeli air untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari. Hal ini dilakukan karena mata air atau sumur-sumur warga sudah
mengering. Kesulitan air bersih ini sudah terjadi paling tidak dalam
satu bulan terakhir.
Merespons kekeringan di Tegal, ACT dan Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Tegal pada Sabtu (13/7) lalu mendistribusikan air bersih. Sebanyak 14 ribu liter air bersih didistribukan bagi warga di dua dukuh di Desa Harjasari, Kecamatan Suradadi, Tegal.
Marto selaku Kepala Desa
Harjasari mengungkapkan, warganya sangat terbantu dengan adanya bantuan
air bersih ini. Pasalnya, desanya memang sudah menjadi langganan kekeringan tiap kemarau
tiba.
“Bantuan air ini
sangat meringankan warga, terlebih mereka yang tinggal di Dukuh Randu dan
Wanasari. Dampak kekeringan sangat menyulitkan warga untuk mendapatkan air. Apalagi
masih sangat jarang yang memberi bantuan air seperti ini,” ungkapnya.
Per 10 Juli lalu,
Badan Metorologi, Klimatologi dan Geofisika merilis peta hasil pantuan hari
tanpa hujan (HTH). Di Tegal, intensitas guyuran hujan sangat rendah. Kondisi ini seperti kondisi di wilayah Jawa lainnya yang ditandai dengan warna merah karena dalam beberapa
bulan terakhir tak lagi diguyur hujan.
Giyanto dari tim ACT
Jawa Tengah mengatakan, sejak awal Juli hingga saat ini timnya terus melakukan
pemantauan ke berbagai daerah di Jateng yang mulai terdampak kekeringan. ACT
Jateng pun telah mengirimkan ribuan liter air ke berbagai titik bagi warga
terdampak.
“Musim kemarau
tahun ini datang lebih cepat, akibatnya banyak warga yang mulai terdampak
kekeringan. ACT Jateng sampai saat ini juga terus mendistribusikan air bersih
untuk mengurangi dampak kekeringan,” jelasnya, Selasa (16/7).[]