
ACTNews, JAKARTA SELATAN — Relawan Masyarakat Relawan
Indonesia menjadi aspek penting dalam setiap aksi kebaikan yang hadir di tengah
masyarakat. Selama 17 tahun hadir, sebanyak 86.916 masyarakat Indonesia telah
bergabung bersama MRI dan terus membersamai banyak aksi kemanusiaan di berbagai
penjuru negeri.
Direktur MRI Dwiko Hari Dastriadi
mengatakan, relawan dan aksi kemanusiaan seakan tak bisa terpisahkan. Kedua
unsur itu saling melengkapi. Di mana ada aksi kemanusiaan, di situ relawan
hadir.
"Para relawan telah terlibat dalam
pelbagai aksi kemanusiaan di seluruh Indonesia, dari Sabang sampai Merauke.
Bahkan tak hanya ketika bencana alam saja, relawan terlibat aktif dalam
kegiatan pemberdayaan, pendidikan, sampai pembangunan desa,” kata Dwiko, Senin
(23/5/2022).
Berdasarkan catatan, tahun 2016 sampai 2022
saja relawan MRI telah terlibat dalam 16 ribu lebih aksi kemanusiaan. Salah
satu di antaranya ialah pembukaan kelas mengaji serta dakwah di kampung mualaf
di Pinrang.
Di usia 17 tahun ini, tambah Dwiko, MRI
akan semakin dewasa. Akan semakin banyak juga aksi yang terselenggara di tengah
masyarakat dengan melibatkan relawan-relawan kebaikan.
MRI Makassar mengajar mengaji Al-Qur'an anak-anak di musala Kampung Pandang, Ahad (22/5/2022). (ACTNews)
Semua orang
bisa menjadi relawan
Semua orang bisa menjadi relawan karena
dunia kerelawanan adalah milik siapa saja, baik muda juga tua, pelajar maupun
pekerja, tak terbatas profesi serta agama.
"Tidak ada syarat khusus menjadi
relawan, asal punya niat dan rasa ikhlas membantu sesama," jelas
Dwiko.
Mulyana (39), merupakan salah satu warga
Jakarta Utara yang tergabung bersama MRI. Nelayan kerang di pesisir Jakarta ini
mengikuti panggilan jiwanya untuk menolong sesama, sehingga ia menjadi relawan.
"Kalau bukan panggilan jiwa, kita akan
merasa berat untuk melakukan aksi kemanusiaan. Tapi karena panggilan jiwa,
enteng saja ngelakuinnya gitu. Balik dari laut, capek, enggak masalah,"
kata Bang Mul, panggilan akrabnya, yang sudah menjadi relawan selama 5 tahun
belakangan ini.[]