
ACTNews, TEGAL – Bencana kekeringan masih jadi permasalahan di beberapa wilayah Kabupaten Tegal,
Jawa Tengah.
Lahan pertanian serta sungai mengering, membuat ketersediaan air bersih bagi
pertanian, ternak, hingga masyarakat berkurang. Dampaknya, warga terpaksa membeli
air yang seharusnya uang tersebut mampu dialokasikan untuk kebutuhan lain.
Merespons kekeringan, ACT Jawa Tengah bersama
relawan
Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Tegal mendistribusikan air
bersih, Ahad (15/9). Lokasi pendistribusian
ada di tiga desa yang tersebar di Kecamatan Warureja dan Suradadi.
Wilayah ini merupakan salah satu yang terdampak kekeringan paling parah. Sebanyak
32 ribu liter air didistribusikan di kabupaten yang berdekatan dengan Brebes
ini.
Kepala Cabang ACT Jateng Sri Suroto mengatakan, pendistribusian air bersih telah dilakukan sejak awal musim kemarau. Pasalnya, kemarau yang dimulai sekitar akhir April atau awal Mei lalu telah membuat warga kesulitan mendapatkan air. Bahkan, kemarau yang panjang di tahun ini membuat lahan pertanian tak dapat ditanami akibat kurangnya pasokan air.
“Untuk pendistribusian air bersih pada Ahad ini, sebanyak 1.881 kepala keluarga menjadi penerima manfaatnya. Kami juga tengah menyiapkan program jangka panjang untuk mengatasi permasalahan kekeringan yang hampir setiap tahun terjadi,” ungkap Sri Suroto, Ahad (15/9).
Sementara itu, Kepala Program ACT
Jateng Hamas
Rausyanfikr mengatakan, selama kemarau ACT terus membersamai
masyarakat terdampak kekeringan. Hal ini ditunjukkan dengan terus berlangsungnya
pendistribusian air bersih. Selain itu, ACT juga telah menyiapkan solusi jangka
panjang kekeringan dengan pembangunan sumur wakaf.
“Sumur wakaf
pertanian dan sumur wakaf keluarga akan menjadi solusi jangka panjang
permasalahan kekeringan,” tutup Hamas. []