ACTNews, GUNUNGKIDUL – Truk tangki bermuatan empat ribu
liter air berangkat dari Kantor Aksi Cepat Tanggap DI Yogyakarta menuju Desa
Pengos, Kecamatan Paliyan, Gunungkidul, Senin (12/8) pagi. Perjalanan ditempuh
dalam waktu setidaknya satu setengah jam. Medan berliku khas pegunungan menjadi
tantangan.
Di Pengos, air didistribusikan bagi warga
terdampak kekeringan. Sumber air sulit didapatkan karena wilayah
yang didominasi bebatuan karts.
Karmujiyanto, salah satu warga mengatakan, tak
ada warga yang memiliki sumur di desanya. Sumber air yang belum jelas ditemukan
menjadi alasan utama, di samping biaya yang besar untuk mengebor tanah hingga
kedalaman ratusan meter. Selain itu, ada juga pasokan dari perusahaan air
daerah, namun pasokan tak setiap hari, bahkan hanya sekali dalam sebulan . Kondisi ini menambah sulit kehidupan warga.
“Air jadi kebutuhan air utama, selain manusia, lahan sawah dan ternak juga butuh. Sumber airnya sama, membeli ketika musim kemarau,” jelas Karmujiyanto.
Biasanya, per tangki air bermuatan 4 ribu liter, warga harus merogoh kocek hingga 130 ribu. Air itu biasanya dapat digunakan
dalam waktu maksimal dua pekan. Waktu dapat semakin berkurang tergantung dengan
kebutuhan konsumsi serta ternak mereka.
Di musim kemarau seperti sekarang ini, ketika
pertanian tak dapat menghasilkan panen, warga lebih memilih menjual hewan
ternak mereka. Karmuji menambahkan, warga yang sebelumnya petani, kini hanya
dapat pasrah. Mereka mencari pekerjaan lain atau hanya sekadar mempersiapkan
lahan mereka untuk ditanami kembali ketika musim penghujan tiba.
Kharis Pradana dari Tim Program ACT DIY mengatakan, pendistribusian air bersih di wilayah Gunungkidul ini bukan
yang pertama kali. Sejak kemarau tiba sekitar tiga bulan lalu, MRI dan ACT
telah mendistribusikan air bersih ke berbagai lokasi di Yogyakarta, termasuk
Gunungkidul yang menjadi wilayah terparah kekeringan.
“Kami telah mengirimkan ratusan ribu liter air bersih
bagi warga Yogyakarta. Namun yang menjadi istimewa kali ini ialah
pendistribusian telah menggunakan armada dari ACT sendiri. Kapasitasnya 4 ribu
liter, ukuran yang ideal untuk mencapai pelosok Yogyakarta,” ungkap Kharis, Senin
(12/8).[]