ACTNews, MAMUJU –
Sejak gempa dengan magnitudo 6,2 mengguncang Mamuju pada Jumat (15/1/2021)
lalu, hingga kini, Rabu (27/1/2021) atau menjelang dua pekan pascagempa, masih
terjadi kelangkaan air di beberapa titik. Krisis ini terjadi karena jaringan
air dari sumbernya mengalami kerusakan dampak gempa. Salah satu titik yang
mengalami krisis air ada di sekitar Posko Induk Kemanusiaan ACT di Mamuju,
Jalan Pangeran Diponegoro. Sejak gempa mengguncang, air di kawasan ini tidak
mengalir. Sehingga, warga maupun perkantoran atau toko yang sudah buka operasional
mengalami kendala.
Selain
di kawasan Jalan Pangeran Diponegoro, beberapa titik lain di Mamuju bahkan
Majene juga mengalami kelangkaan air, khususnya di titik-titik pengungsian. Anak-anak,
orang dewasa, laki-laki serta perempuan memikul jeriken seakan telah menjadi
pemandangan biasa sejak gempa mengguncang. Bagi yang tinggal di pedasaan, air
biasanya didapat dari mata air atau sungai yang tak sepenuhnya bersih dan
jernih. Sedangkan di wilayah perkotaan, bantuan air bersih menjadi tumpuan
pemenuhan air warga.
“Kebutuhan
air warga menjelang dua pekan pascagempa belum semuanya terpenuhi, hal ini bisa
dilihat dari banyak warga yang sering memberhentikan armada Humanity Water Truck untuk meminta dipenuhi tandon airnya,” jelas
Intishor Jundi, Koordinator Aksi Distribusi Air Bersih ACT di Mamuju, Selasa
(26/1/2021).
ACT
sendiri sejak beberapa hari terakhir telah mengoperasikan Humanity Water Truck di wilayah terdampak gempa di Sulawesi Barat. Truk
tangki yang didatangkan langsung dari Wakaf Distribution Center di Gunung
Sindur, Kabupaten Bogor ini dalam sekali angkut mampu membawa hingga 20 ribu
liter air bersih untuk warga. Dengan kapasitas besar, dalam sekali jalan akan
banyak titik yang mendapatkan air bersih.
Selain mendistribusikan air bersih dengan Humanity Water Truck, ACT juga menyediakan tandon-tandon air berkapasitas besar di titik-titik yang bisa dijangkau warga serta pengungsi dan mudah diisi ulang. “Dengan adanya tandon air akan mengefektifkan penanganan untuk memenuhi kebutuhan air di masa menjelang pemulihan ini, karena isi ulang tidak perlu dilakukan setiap hari karena kapasitas tandon yang besar,” tambah Jundi.[]