ACTNews, KABUPATEN BOGOR – Seiring dengan meningkatnya kebutuhan pangan masyarakat di tengah ekonomi yang menurun akibat
adanya pandemi Covid-19, Aksi Cepat Tanggap (ACT) terus memasifkan program pangan bagi masyarakat terdampak.
Salah satunya dengan menghadirkan ATM Beras pada Selasa (28/7)
ini.
Bertempat
di Wakaf Distribution Center, Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, ATM Beras yang baru rampung diproduksi langsung diuji coba. Saat ini ada dua mesin ATM Beras yang
masing-masing memiliki dua dan satu keluaran. Nantinya, masing-masing keluaran
akan memberikan lima liter beras wakaf bagi satu penerima manfaat. “Hari ini
ATM Beras sudah selesai pengerjaan dan diuji coba penggunaannya. Alhamdulillah
semua lancar dan siap disiagakan di beberapa masjid,” jelas Koordinator ATM
Beras ACT Mohammad Jakfar.
Dua
mesin ATM Beras memiliki kapasitas berbeda. Untuk mesin dengan satu keluaran
mampu menampung 200 kilogram beras, sedangkan mesin dua keluaran maksimal bisa menampung 500 kilogram. Secara rutin, nantinya, tim ACT akan mengisi kembali penampungan
beras tersebut. Direncanakan pada Rabu atau Kamis di pekan terakhir Juli ini,
ATM Beras dikirim ke salah satu masjid di Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan. Warga
prasejahtera yang menjadi penerima manfaat bakal menerima beras ini secara
gratis hanya dengan menempelkan Wakaf Card.
Per
bulannya, tiap ATM Beras mampu melayani 100 penerima manfaat
prasejahtera untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka. Selain lima liter beras,
warga prasejahtera juga akan menerima Air Minum Wakaf. Hingga akhir tahun
nanti, ditargetkan bakal ada seribu ATM Beras dari ACT dan akan disebar ke
masjid-masjid. “Kami juga ingin menjadikan masjid bukan hanya sebatas tempat
ibadah, tapi pusat distribusi pangan dan kebaikan,” tambahnya.
ATM Beras merupakan pendukung Gerakan Lumbung Sedekah Pangan Nasional. Gerakan ini mengajak masyarakat untuk turut andil dalam kepedulian terhadap sesama di tengah era kenormalan baru. Presiden ACT Ibnu Khajar mengatakan, dengan gerakan tersebut, ACT mengajak seluruh lapisan masyarakat saling mendukung satu sama lain. “Bersama-sama kita harus segera membuat keadaan lebih baik. ACT tidak mau sendiri dalam membersamai sesama. Kami juga ingin memfasilitasi masyarakat dalam gerakan filantropi melalui gerakan yang masif,” jelas Ibnu.[]