
ACTNews, GAZA
– Mengirim bantuan kemanusiaan untuk negara dalam penjajahan cukup menantang.
Hal ini lah yang dituturkan Said Mukaffiy, tim Global Humanity Response dari
Aksi Cepat Tanggap (ACT), dalam menyampaikan bantuan kemanusiaan ke Palestina.
Said menjelaskan,
belajar dari 16 tahun pengalaman bekerja untuk kemanusiaan, ACT sudah memiliki
skema agar bantuan bisa langsung diterima masyarakat Palestina. Ia menegaskan,
dalam pengiriman bantuan ke Tepi Barat ataupun Yerusalem, perlu diketahui, wilayah tersebut merupakan daerah okupasi
zionis Israel.
"Banyak hal
di sana yang dikuasai Israel. Israel mengatur perpajakan rumah, bank, dan
lain-lain. Semua dikuasai mereka. Jadi kalau kita menyampaikan sedekah melalui
WU (Western Union), pasti memang negara tujuannya tertulis Israel," jelas
Said.
Sedekah yang sampai ke Palestina akan dikelola Tim ACT Palestina untuk dialokasikan ke berbagai program kemanusiaan sesuai dengan kebutuhan warga Palestina. Dalam pengelolaan logistik bantuan, tim pun berusaha melibatkan dan memberdayakan masyarakat Palestina.
Misal. Dalam distribusi bantuan pangan untuk warga prasejahtera di Gaza. Tim ACT akan membeli bahan pangan dari warung-warung atau pelaku usaha di Gaza. Hal ini bertujuan untuk menciptakan perputaran ekonomi yang baik dalam menjalankan industri pangan di Gaza.
Represi dari pasukan bersenjata
Dalam agresi
Israel ke Gaza pada Mei lalu, ACT selalu berusaha terdepan dalam mengirimkan
bantuan ke masyarakat Palestina. Said menceritakan, ada satu hari di mana tim
ACT berada dalam bahaya karena misil pesawat tempur Israel hampir mengenai
mereka ketika hendak menuju lokasi distribusi bantuan di Jalan Al Nasser, Al
Remal Utara, Gaza.
"Kala tim hendak menuju bangunan sekolah tempat warga Gaza mengungsi, tiba-tiba rudal dari pesawat tempur Israel jatuh di dekat lokasi tim. Alhamdulillah tim selamat dan tidak mengalami luka-luka. Asap bekas ledakan bom yang sebelumnya hampir menimpa tim ACT juga nampak masih mengepul. Meski sempat dilanda rasa cemas, tim ACT tetap teguh untuk membagikan hidangan tersebut ke sekitar 900 warga Gaza yang tengah menunggu bantuan datang," cerita Said.