
ACTNews, BANJARMASIN - Kondisi pandemi yang
berkepanjangan seperti ini menyebabkan rasa bosan pada siapa saja, termasuk
pada anak atau siswa. Hal ini harus menjadi perhatian semua pendidik, guru maupun
orang tua. Menurut Rimalia Karim seorang motivator dan penulis asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan, rasa bosan itu harus dihadapi dengan bahasa cinta.
“Energi cinta
itu 10 pangkat 500, artinya seseorang yang penuh cinta akan bisa menetralisir
energi negatif di sekelilingnya," ujarnya saat mengisi Seminar Motivasi,
Jumat (27/11) di Aula PKK Kota Banjarmasin. Kegiatan tersebut
diselenggarakan oleh Global Zakat - ACT bersama Forum Sahabat Guru Indonesia (FSGI) Kalimantan
Selatan.
Dalam seminar
tersebut, Rimalia menjelaskan bagaimana menjadikan diri penuh cinta.
Berdasarkan penelitian, tubuh manusia memiliki vibrasi yang bisa mempengaruhi
orang lain. "Marahnya kita, pola asuh kita bisa menyebabkan anak-anak
memiliki energi negatif," terang Rimalia.
Maka, hal penting yang harus dilakukan seorang pendidik adalah membuang semua 'sampah' yang mungkin secara tak sengaja mengisi tubuhnya setiap hari. Misal rasa kecewa, sedih, bosan atau stres dari hal-hal yang tidak benar, seperti hoaks atau ujaran kebencian.
"Caranya
adalah dengan mengakui bahwa hidup itu memang penuh kekecewaan dan kesedihan,
tarik nafas dan terima semua itu. Lakukan saja pelan-pelan. Bahwa Allah mempunyai rahasia terbaik dalam hidup kita," ucapnya. Selain itu, menurut
Rimalia penting juga untuk memperbanyak istigfar dan minum air putih.
Memupuk cinta
juga bisa dilakukan dengan menyadari bahwa bahasa cinta bagi anak-anak adalah
bahasa pendukung. "Dukungan sekecil apapun untuk anak-anak sangatlah
berarti, maka mulailah mengungkapkan bahasa cinta kepada anak-anak kita,"
tegasnya.
Meski hujan
lebat melanda Kota Banjarmasin, belasan guru hadir mengikuti kegiatan
tersebut. Mereka ada yang berasal dari Banjarmasin Selatan, Banjarmasin Timur,
Banjarmasin Utara, Lok Baintan dan Banjarbaru. Janiba Tomu guru dari TK ABA Banjarbaru
mengaku senang bisa mengikuti kegiatan tersebut. "Sangat bermanfaat sekali
acara seperti ini. Saya jadi lebih mengetahui bagaimana menghadapi anak-anak,"
ucap Janiba Tomu yang mengaku selama ini kesulitan mempertahankan fokus
anak-anak didiknya yang berusia 5 tahun.
Sementara itu,
Kepala Cabang Global Zakat - ACT Kalsel Zainal Arifin menambahkan, kegiatan seperti ini memang
sangat dibutuhkan. Apalagi, dengan adanya stimulus seperti seminar motivasi,
akan menambah semangat para guru dalam mendidik dan mengajarkan anak. “Bahkan
para anggota FSGI Kalsel berharap bisa kembali menimba ilmu bersama Rimalia
Karim,” kata Zainal.
Tak lupa juga Zainal mengajak para dermawan untuk selalu memberikan dukungan terbaiknya kepada para guru di Indonesia. “Bagi yang ingin berzakat untuk program guru ini, muzaki bisa mendatangi kantor cabang Global Zakat - ACT terdekat atau bersedekah melalui laman Indonesia Dermawan atau melalui BNI Syariah di nomor 99 0000 513 atas nama Yayasan Global Zakat,” pungkas Zainal. []