
ACTNews, SERANG – Di tengah pandemi corona, tak sedikit
masyarakat yang terpengaruh perekonomiannya karena penghentian beberapa
kegiatan usaha demi menekan penyeberan Covid-19. Di berbagai daerah banyak pengemudi angkutan yang sepi penumpang dan pedagang yang harus menutup
tokonya karena tak ada pembeli. Penghasilan mereka kini tak menentu. Hal serupa
pun dirasakan guru honorer yang tersebar di berbagai penjuru negeri ini.
Umar Abdul Azis (53) atau akrab disapa Pak Abu
misalnya. Guru honorer yang mengajar di Yayasan Pendidikan Islam Mathlaul Anwar
kini penghasilannya tidak menentu. Sebelum wabah melanda, ia biasa digaji sekira Rp300 ribu oleh pihak sekolah, itu pun tak jarang harus dirapel. Namun
sekarang, kegiatan belajar di sekolah ditiadakan untuk sementara. Sedangkan
gaji Abu dibayar berdasarkan kehadirannya di sekolah untuk mengajar.
“Saat ini kami tidak aktif mengajar. Digaji
atau tidak itu tidak tahu. Tapi yang pasti kebutuhan keluarga kami (guru-guru)
harus selalu dipenuhi,” ungkapnya pada akhir Maret lalu.
Romanudin juga merasakan hal yang sama dengan Abu. Pendapatan guru di Pesantren La Tahzan, Desa Citeras, Rangkasbitung, Lebak ini juga tak lagi jelas sejak sekolah tempatnya mengajar diliburkan untuk sementara. Romanudin biasa diberikan honor Rp8.000 per jam mengajar. Rata-rata, Romanudin dan guru lainnya di La Tahzan bisa mengantongi hingga Rp400 ribu - Rp500 ribu per bulan. Namun sejak ada pandemi, entah berapa gaji yang akan Romanudin dan guru-guru lain kantongi.
Global Zakat - ACT melalui program Sahabat Guru Indonesia hingga
kini terus memberikan bantuan hidup bagi guru. Sejak November tahun lalu,
program ini tak berhenti, bahkan di saat ada wabah. Abu dan Romanudin merupakan
beberapa guru yang mendapatkan bantuan hidup ini.
Riski Andriyani, Koordinator Program Sahabat Guru Indonesia, mengatakan, bantuan biaya hidup semakin dibutuhkan para guru prasejahtera di masa pandemi ini. Pasalnya, guru honorer juga terdampak perekonomiannya karena wabah corona. “Melalui cabang ACT yang tersebar di berbagai daerah, bantuan untuk guru akan diserahkan,” jelasnya, Selasa (14/4).
Saat ini, Abu, Romanudin dan ribuan guru serta seluruh masyarakat hanya berharap agar wabah segera usai dan kehidupan kembali lagi seperti biasa.[]