
ACTNews, BENGKULU – Aksi
Cepat Tanggap (ACT) dengan Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Bengkulu,
melaksanakan Pelatihan Manajemen Masjid bersama Takmir Masjid Jogokariyan
Yogyakarta. Pelatihan Manajemen Masjid ini dilaksanakan di gedung BAPELKES
Provinsi Bengkulu pada Sabtu (14/3) lalu.
Kegiatan Pelatihan Masjid ini juga dukung oleh IPC Peduli dan Dewan Masjid Digital Indonesia (DMDI). Tim memilih Takmir Masjid Jogokariyan karena saat ini Masjid Jogokariyan adalah masjid percontohan di seluruh Indonesia. Masjid Jogokariyan adalah masjid kampung di sudut Kota Yogyakarta yang berada di Jalan Jogokariyan 36, Kecamatan Mantrijeron. Salat subuh berjamaah masjid ini bahkan begitu ramai, sehingga namanya tersohor ke mancanegara.
"Kita semua tahu dari Google,
salat subuh di Masjid Jogokariyan ramai sekali jemaahnya dan yang paling
menarik, keuangan masjid diupayakan agar tiap hari pengumuman saldo infak
sebisa mungkin tersisa hingga nol rupiah. Untuk itulah kami dan ACT bersama MRI
berkeinginan kuat mengajak Takmir Masjid Bengkulu belajar langsung
dengan Ustaz drh. Dwi Agus Abadiyanto yang merupakan Ketua Umum Takmir
Masjid Jogokariyan, " ujar Annisa Al Karimah dari Tim Program ACT Bengkulu.
Menurut Annisa, kegiatan ini bertujuan untuk memberi pemahaman dan pengetahuan pengelolaan manajeman masjid. Sehingga, masjid bukan hanya sebagai tempat untuk salat untuk umat Islam, tapi bisa lebih berdaya dan berkembang kebermanfaatannya. Harapannya selain memakmurkan masjid sendiri, jemaah dan lingkungan sekitar juga ikut merasakan manfaatnya.
Para peserta sedang mengikuti pelatihan takmir masjid. (ACTNews)
Kegiatan pelatihan masjid ini
mengundang 100 takmir atau pengurus masjid yang tersebar di Kota Bengkulu
sebagai peserta. Hadir juga dalam kegiatan ini juga Ketua MUI Kota Bengkulu,
Zul Effendi, Budi Utama perwakilan GM PT Pelindo II Cabang Bengkulu,
Perwakilan Kanwil Kemenag Bengkulu dan dibuka oleh Gubernur Bengkulu yg
diwakili oleh Kabag Kesra Pemprov Bengkulu.
"Antusias yang luar biasa dari
peserta di Kota Bengkulu. Semoga ilmu manajemen masjid ini dapat digunakan
di masjid-masjid yang sudah mendapatkan ilmu baru dalam kegiatan hari ini,"
kata Agus.
Agus juga berpendapat, mengelola
masjid itu juga mesti fokus pada jemaah dan masyarakatnya, dan bukan hanya
memperhatikan fisik masjidnya. Selain itu, ia juga menekankan prinsip pelayanan,
di mana membuat masyarakat senang berada, berinteraksi dan beraktifitas di
masjid dan melayani kebutuhan dan kepentingan mereka.
"Masjid itu seharusnya
memberdayakan dan mensejahterakan masyarakat. Bukan menjadi beban masyarakat.
Dan yang perlu diingat, takmir masjid itu adalah pelayan jemaah- khodimi
dhuyufulloh. Dan takmir bukan penguasa masjid," tegas Agus.
Salah satu peserta pelatihan, M. Noer, sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Ketua Masjid Khairul Amal
Kelurahan Sukarami, Kecamatan Selebar Isral ini mengungkap rasa bahagia
mendapatkan langsung ilmu dari Takmir Masjid Jogokariyan.
"Alhamdulilah hari ini kita
bisa belajar langsung dengan Takmir Masjid Jogokariyan tentang bagaimana
caranya Jogokariyan menjadi salah satu pusat aktivitas kegiatan Islam yang
paling semarak di Yogyakarta. Dan yang terpenting adalah, kita semua mendapat
ilmu dari Jogokariyan bagaimana dari masyarakat kita bisa membangun
peradaban," kata Isral M. Noer.
Kegiatan pelatihan takmir masjid ini berlangsung selama dua hari, namun dilaksanakan di lokasi yang berbeda dari sebelumnya. Di hari Ahad (15/3) selanjutnya, Tim ACT dan MRI Bengkulu juga melanjutkan kegiatan pelatihan ini di Kota Curup Rejang Lebong. []