
ACTNews, BANGKA – Buhasan merupakan sosok penyiar Islam pertama di Dusun Air Abik, Kecamatan Belinyu, Bangka. Di tahun 1994, ketika Buhasan baru sampai di dusun tersebut, agama Islam belum terlalu dikenal oleh warga di sana.
Di awal berdakwah,
Buhasan tak memiliki kendaraan menuju tempatnya menyiarkan Islam, Dusun Air
Abik. Sedangkan jarak dari rumahnya ke Air Abik harus ditempuh 13 menit
menggunakan kendaraan bermotor. Ia sempat meminta bantuan ke pihak desa, tapi
tak ada respons yang baik. Akhirnya dakwah Buhasan sempat terhenti pada tahun
1997, akan tetapi pada akhirnya kembali berlanjut tujuh tahun kemudian.
"Kegiatan
dakwah Islam yang dilakukan beliau yaitu mengajarkan Al-Qur’an dari pelafazan yang
benar, sampai hukum tajwid dan memberikan kajian sederhana mengenai kehidupan
atau syariat Islam. Tiga tahun mengajar, 1994-1997, tak ada bantuan sama sekali
yang didapat," ujar Raffles Gordon Kusmah dari tim Aksi Cepat Tanggap (ACT)
Bangka, Ahad (30/5/2021) lalu.
Banyak kesulitan
yang dialami dai yang pernah mendapatkan diklat tentang suku terasing tersebut
dalam dakwahnya, terutama karena ketidaksetujuan warga setempat, termasuk dari
Kepala Suka Air Abik. Seperti di awal dakwah, Buhasan sempat ditentang karena
meminta izin membuat sumur dan bak untuk belajar wudu anak-anak di musala yang
berdiri di tengah hutan.
"Pada saat itu
untuk mengajarkan wudu kepada anak-anak, mereka harus menempuh jarak
cukup jauh untuk bisa praktik. Sehingga Pak Buhasan memiliki inisiatif untuk
membuat sumur di musala. Hal ini tidak disetujui sampai salah seorang warga
nyaris memukul Pak Buhasan," lanjut tutur Raffles.
Hal tidak
mengenakan semacam ini terus dialaminya di tahun-tahun awal mendakwahkan Islam.
Termasuk ketika Buhasa dilempari tulang babi, pagar kayu musala yang dicabuti
agar anjing bisa masuk ke dalam musala, pelarangan penggunaan musala, hingga
panggilan kurang baik dari warga untuk Buhasa. Tetapi Buhasan tetap sabar dan
menunjukkan bahwa apa yang dibawanya adalah kebaikan.
Hingga akhirnya,
murid yang awalnya hanya tujuh orang, kini bertambah banyak. Dan, baru pada
tahun 2020, Buhasan berhasil ikut membangun sebuah masjid di Dusun Air Abik.
"Karenanya kami
menyerahkan apresiasi titipan dermawan untuk Buhasan dengan memberikan bantuan
dari program Sahabat Da’i Indonesia. Melalui program ini, kami berharap dapat
menopang perjuangan Pak Buhasan dalam berdakwah di dusunnya," jelas
Raffles.[]