
ACTNews, MAGELANG – Balai
Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG)
Yogyakarta menaikkan status Gunung Merapi yang terletak di perbatasan
Jawa Tengah dan Yogyakarta, dari level II (Waspada) ke level III (Siaga)
pada Kamis (5/11). Dari hasil pemantauan, sejak bulan Oktober-November 2020, kegempaan meningkat semakin intensif akibat aktivitas vulkanik Merapi.
Merespons tanda
bahaya alam, Pemerintah Kabupaten Sleman menetapkan status darurat siaga
bencana. Sejumlah penduduk mengungsi karena adanya peringatan ini. Jumlah pengungsi warga
sekitar Gunung Merapi di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu lalu mencapai 635 orang. Warga dilarang
mendekat di radius 5 km dari puncak gunung berapi di kawasan Yogyakarta dan
Jawa Tengah itu.
Kepala Pelaksana
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang Edy
Susanto menjelaskan, para pengungsi tersebar di tujuh titik pengungsian. "Kemarin
ada 607 pengungsi, saat ini jadi 635 orang. Tambahan 28 pengungsi ini berasal
dari Desa Ngargomulyo dan Paten, Kecamatan Dukun," kata Edy saat meninjau
pos pengungsian Merapi di Balai Desa Deyangan, Kecamatan Mertoyudan di Magelang,
Sabtu (7/11) kemarin.
Menurut Edy
juga, sejak awal sudah dilakukan pendataan. Untuk mengurangi risiko penyebaran Covid-19, protokol kesehatan tetap diterapkan di pengungsian, salah satunya
dengan uji cepat (rapid test). "Jadi kita sudah mengetahui sejak awal, bahwa di sembilan
dusun di tiga desa yang akan mengungsi itu jumlah penduduknya kurang lebih
2.625 orang. Sekarang ini yang sudah mengungsi 635 orang. Jadi sisanya masih
dalam pantauan kita, dan kita sudah siaga apabila sisanya nanti juga mengungsi,"
katanya. Terpantau juga guguran
atau longsoran ke arah barat setelah gemuruh yang terdengar pada Ahad
(8/11) pagi ini.
Melihat kondisi
ini, Tim Disaster and Emergency Response ACT DI Yogyakarta turun
langsung membantu para korban terdampak. Kharis Pradana dari Tim Program ACT DI
Yogyakarta mengatakan, saat ini tim sedang melakukan asesmen dan rencananya
segera mendistribusikan bantuan logistik.
“Di wilayah
Sleman saat ini sudah ada titik pengungsian sejak tadi malam untuk lansia dan
kelompok rentan. Relawan kami sedang melakukan asasemen lebih lanjut untuk pendataan
terkait kebutuhan urgent di barak
pengungsian. Dan akan dilakukan juga implementasi bantuan logistik yang
dibutuhkan bersama mitra kami besok pagi,” ungkap Kharis.
Kharis
menambahkan para pengungsi membutuhkan pampers lansia, bantal, masker,
peralatan mandi, selimut, tikar, pembalut, dan handuk bayi serta dewasa. Ia pun
mengajak para dermawan untuk ikut membersamai para korban di saat darurat ini.
“Kami mengajak para dermawan untuk membantu para korban ke depannya. Bantuan terbaik dapat disalurkan melalui laman Indonesia Dermawan atau transfer langsung melalui rekening BNI Syariah di nomor 341 854 750 atas nama Aksi Cepat Tanggap. Tentu sambil kita berharap, semoga bencana ini segera berlalu,” tutup Kharis. []