
ACTNews, Al-BAB, AFRIN – Dua buah ledakan bom
kembali mengguncang Suriah. Kedua bom tersebut meledak di Kota Al-Bab kawasan
utara Suriah yang berbatasan dengan Turki dan di Kota Afrin pada Selasa (24/1)
lalu. Sejumlah penduduk tewas dan puluhan lainnya terluka akibat dari ledakan
ini.
Polisi setempat
mengatakan awalnya ledakan terjadi di persimpangan jalan di pinggiran kota
Al-Bab, utara Aleppo. Ledakan berasal dari sebuah kendaraan yang
bemuatan bahan peledak. Sebanyak 5 orang tewas dan 20 orang terluka dalam
peristiwa ini.
Petugas pemadam
kebakaran dikirim ke tempat kejadian untuk memadamkan api dan warga sipil yang
terluka dipindahkan ke rumah sakit di al-Bab. "Bom mobil dan IED (alat
peledak improvisasi) tetap menjadi momok mematikan di Suriah. Menewaskan
sedikitnya 132 warga sipil, termasuk 35 wanita dan anak-anak, dan melukai 461
tahun ini saja," kata Marks
Cutts selaku Wakil Koordinator Kemanusiaan Regional Persatuan Bangsa-Bangsa
(PBB) untuk Krisis Suriah, setelah serangan itu.
Selang beberapa
jam setelahnya, giliran bom
mengguncang Kota Afrin. Sebuah bom yang disembunyikan dalam mobil meledak
di pasar setempat dan menewaskan tiga orang. Selain itu, 16 penduduk mengalami
luka-luka.
Petugas pemadam kebakaran sedang menangani api yang ditimbulkan ledakan. (AFP/Bakr Alkasem)
PBB melalui Imran Riza sebagai Koordinator Residen dan Koordinator Kemanusiaan untuk Suriah serta Koordinator Kemanusiaan Regional untuk Krisis Suriah Muhannad Hadi mengutuk keras penyerangan itu dan mengucapkan duka cita sedalam-dalamnya. “Setelah lebih dari Sembilan tahun krisis, warga sipil rentan yang tinggal di Suriah telah mengalami penderitaan yang luar biasa. Mereka seharusnya tidak lagi terpengaruh oleh serangan mengerikan seperti itu,” demikian bunyi laporan itu.
Konflik tidak
sekadar melukai warga Suriah, tapi betul-betul merusak tatanan kehidupan mereka.
Setelah sembilan tahun di kecamuk konflik bersenjata, lebih dari 90% populasi
Suriah hidup di bawah garis kemiskinan dengan penghasilan kurang dari US$ 2
per hari. Perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Suriah, Akjemal
Magtymova, mengatakan kebutuhan kemanusiaan di Suriah meningkat, di mana kurang
dari separuh jumlah rumah sakit di Suriah yang beroperasi.
Aksi Cepat
Tanggap (ACT) terus bergerak di Suriah untuk memenuhi kebutuhan para pengungsi internal. Berbagai bantuan
kemanusiaan ditujukan kepada para pengungsi untuk menopang hidup mereka selama
konflik. Pertengahan September lalu misalnya, roti hangat khas Suriah
dibagikan kepada keluarga dan anak-anak yang membutuhkan bersamaan dengan
santunan untuk anak-anak yatim. Semua itu merupakan amanah dermawan Indonesia.
Firdaus Guritno
dari tim Global Humanity Response - ACT melaporkan, seribu
keluarga mendapat bantuan pangan khobz pada 13-17 September lalu dan
65 anak-anak yatim mendapatkan santunan. “Selain bantuan-bantuan ini yang kita
berikan berkala, insyaallah ACT juga akan membangun bricket house untuk
para pengungsi,” kata Firdaus, Rabu (16/9).
Selain pangan dan tempat tinggal, ACT juga menyampaikan amanah untuk dermawan berupa Alquran. Bantuan ini didistribusikan ke Gubernuran Idlib dan Aleppo, yaitu wilayah Kota Idlib, Kafr Takhareem, Killi, Al Atarib, Kafr Nouran, dan Darat Izza pada awal September lalu. “Sejumlah 850 mushaf Alquran kita bagikan kepada anak-anak dan pelajar tahfiz dari pengungsi internal. Mereka adalah murid-murid tahfiz di masjid,” tambah Firdaus. Ia pun mengajak Sahabat Dermawan untuk turut memberikan dukungan terbaiknya melalui Indonesia Dermawan atau ke nomor rekening BNI Syariah 66 0000 9009 atas nama Aksi Cepat Tanggap. []