
ACTNews, KABUPATEN CILACAP – Masjid
Al Mutaqin di Desa Ujunglalang, Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap,
adalah tempat ibadah utama, bahkan bagi warga di dua desa lain yang berada di sekitarnya.
Sebab Masjid Al Mutaqin menjadi rumah ibadah yang mudah dijangkau untuk mereka yang berada di desa dekat pesisir selatan Pulau Jawa ini. Mulanya dibangun berfondasikan
kayu pada tahun 1997, kemudian atas swadaya warga sekitar masjid ini dibangun
permanen pada tahun 2002.
Tetapi di rumah
ibadah ini, hampir setiap hari banjir rob menggenangi masjid. Setiap ingin
melaksanakan salat, warga harus menunggu banjir rob surut atau membersihkan
masjid dari lumpur sisa banjir. Sehingga sering kali salat berjemaah menjadi
tertunda. Jika tidak surut, warga harus menguras air lalu membersihkan
lantainya sebelum bisa digunakan. Lantai masjid akan terendam air laut hingga
20 cm saat air laut benar-benar pasang.
Ustaz Suhada sebagai
Takmir Masjid Al Mutaqin bercerita, bahwa warga tetap semangat beribadah, di
tengah kondisi masjid kurang layak dan mengkhawatirkan. “Meski di daerah
terpencil dan pas-pasan secara materi, kami harus terus bias beribadah
bersama-sama di masjid ini,” tuturnya kepada Tim Aksi Cepat Tanggap (ACT), Rabu
(15/6/2022).
Dengan kondisi seperti itu, kondisi bangunan pun menjadi rentan dan rapuh, serta rawan roboh. Beberapa sudut retak, plafon nyaris ambruk, kaca dan jendela pun banyak yang rusak.
Warga tetap semangat beribadah, di tengah kondisi Masjid Al Mutaqin kurang layak dan mengkhawatirkan. (ACTNews)
Warga selalu
berniat merenovasi masjid agar tak terkena banjir rob. Bukan tanpa usaha, mereka
sebelumnya pernah mencegah banjir di masjid dengan mendirikan tanggul dengan
batu-batu yang mereka ambil dari Pulau Nusa Kambangan. Upaya itu gagal, rob
tetap menggenangi masjid.
Ide yang tercetus
yakni membuat Masjid Al Mutaqin menjadi bangunan seperti masjid panggung, memiliki
tiang pancang yang tinggi, agar rob tak masuk ke bangunan utama masjid. Tetapi
biaya saat ini menjadi kendala.
“Butuh banyak
biaya untuk membeli material bangunan, ditambah ongkos kirim yang sangat mahal
karena jarak yang cukup jauh dari Kota Cilacap. Satu-satunya akses adalah jalur
air, dengan waktu tempuh sekitar dua setengah dari Pelabuhan Penyeberangan
Sleko Cilacap,” kata Rama Fardiansyah dari Tim Program ACT Banyumas Raya.
Sementara mayoritas
profesi warga adalah petani bandeng tambak, dengan penghasilan rata-rata Rp600
ribu-Rp750 ribu per bulan. Untuk memenuhi kebutuhan harian pun belum tentu
cukup, tetapi di sisi lain bagi mereka memiliki masjid yang layak adalah
prioritas. Warga tak ingin mereka beserta keluarganya tidak memiliki bekal ilmu
agama yang cukup.
“Sahabat, mereka butuh kita orang-orang yang dermawan. Ambil kesempatan terbaik, untuk menambah investasi akhirat kita. Bantu warga Desa Ujungalang merenovasi masjid, melalui rekening BSI di nomor 716 4158 939 atas nama Yayasan Aksi Cepat Tanggap, atau kunjungi tautan Indonesia Dermawan. Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi WhatsApp di nomor 0812 2510 4799 atau melalui akun Instagram @act_cilacap,” ajak Rama. []