ACTNews, DEPOK –
Berbagai aksi kemanusiaan bersama Aksi Cepat Tanggap (ACT) khususnya dalam
program Mobile Social Rescue telah Dayani lakukan sejak 2017 silam. Berbagai kondisi
medis yang dialami oleh warga prasejahtera berhasil Dayani dampingi. Walau tak semua
pasien yang ia dampingi dapat sembuh karena sebagian ada yang dinyatakan
meninggal dunia karena kondisi kesehatan yang tak memungkinkan. Namun bagi
Yani, panggilan akrabnya, sepenuh hati ia bekerja untuk kemanusiaan.
Perkenalan
pertama Yani dengan ACT terjadi pada 2017 lalu saat salah seorang temannya
sudah terlebih dahulu bergabung bersama tim ACT. Perempuan kader pemberdayaan
kesejahteraan keluarga (PKK) di lingkugan tempat tinggalnya di
Kecamatan Cimanggis ini mengatakan, dirinya bergabung karena dorongan hati
untuk membantu sesama manusia. Pendampingan medis yang Yani lakukan bersama ACT
pun memang sudah biasa ia lakukan bersama PKK. Sehingga baginya, mendampingi pasien
tak begitu membingungkan karena sebelumnya ia sudah terbiasa.
Keluar
masuk rumah sakit untuk melakukan pendampingan seakan sudah menjadi bagian
hidup Yani. Tak jarang dari rumahnya ia harus sudah berangkat menuju rumah sakit
dari pukul 5 pagi. Demi mendapatkan nomor antrean awal menjadi tujuannya, agar
pasien yang ia dampingi tak perlu menunggu lama. Walau sering meninggalkan
keluarga untuk misi kemanusiaan, Yani mengaku keluarganya sangat mendukung.
“Suami
sama anak-anak sudah tahu kegiatan saya. Kadang mereka saya ajak, tapi lebih
sering enggak maunya karena mereka enggak sanggup,” ungkap Yani sambil diiringi
tawa pada pertengahan September lalu. Saat itu, ACTNews bertemu dengan Yani di bilangan Jakarta Barat saat ia mendampingi
pasien MSR asal Bieruen yang mengalami bocor jantung.
Saat
ini, masuk tahun ketiga Yani bersama ACT berjuang untuk kemanusiaan. Berbagai
pengalaman bersama ACT telah ia lakukan, mulai dari menemui pasien dengan
penyakit yang sebelumnya tak pernah ia tangani, mengantarkan bantuan
kemanusiaan hingga membawanya ke berbagai daerah. Di tahun ini juga, ACT
berganti logo, dan Yani masih terus ikut mengiringi perjuangan kemanusiaan. Berbagai
harapan atas pergantian wajah ACT pun ia panjatkan.
“Dengan
bergantinya logo, semoga ACT semakin luas jangkauannya, semakin banyak orang
yang terbantu, sama berbagai kebaikan bisa terus ditebar tak mengenal batasan,”
harap Yani, Senin (28/9).
Dan,
menjelas akhir September ini, Yani masih melakukan pendampingan terhadap pasien
MSR, baik dari sekitar Jakarta, maupun pasien yang datang dari luar kota untuk
berobat di ibu kota. Waktunya pun harus dibagi untuk keluarga serta urusan
kemanusiaan. Tapi, itu tak masalah bagi Yani dan keluarga, karena ia, suami dan
anak-anaknya mendukung penuh perjuangan untuk kemanusiaan.[]