
ACTNews, IDLIB – Lapar
yang dirasa para pengungsi Suriah di Kota Idlib saat berpuasa sudah biasa
mereka rasakan di luar bulan Ramadan. Tangisan anak yang kelaparan, sudah menjadi wajah dari kamp-kamp
para pengungsi.
Krisis berkepanjangan yang menimpa Suriah memang menyebabkan
harga bahan-bahan pangan naik. Para pengungsi yang tidak memiliki uang pun
hanya bisa gigit jari sambil menahan laparnya karena tidak mampu membeli
makanan.
Pada Ramadan tahun ini, tim ACT di Suriah akan mengoperasikan
Humanity Food Truck untuk memberikan santapan iftar gratis ke para pengungsi di
Suriah. Armada yang memiliki dapur modern di dalamnya ini, memungkinkan tim ACT
untuk mengolah dan memasak langsung di dalam armada tersebut, dan bisa langsung
berkeliling untuk mendistribusikan hasil masakannya.
"Saat ini armada tersebut tengah dalam tahap peremajaan dan pembersihan seperti servis mesin, penambahan ornamen Ramadan, dan pencucian dapur serta seluruh badan kendaraan. Hal ini dilakukan agar armada ini siap untuk berkeliling Suriah selama Ramadan, menyampaikan amanah dermawan untuk membagikan makanan gratis." kata Firdaus, Jumat (8/4/2022).
Lebih lanjut, Firdaus menjelaskan bahwa Humanity Food Truck
di Suriah, berbeda dengan yang ada di Indonesia maupun di Palestina. Food Truck
di Suriah memiliki panjang keseluruhan 5 meter. Sedangkan 3,4 meter di
antaranya merupakan box yang digunakan sebagai dapur.
Meski ukurannya lebih kecil dari Humanity Food Truck yang
ada di Indonesia, namun peralatan masak yang akan digunakan tetap modern dan
sama dengan food truck di Indonesia. Di dalamnya, akan terdapat generator untuk
pasokan listrik, serta tangki air dengan kapasitas 1 meter kubik. Dalam sekali
aksi, sedikitnya 500 porsi makanan siap saji bisa dibagikan.
"Lewat Humanity Food Truck, proses distribusi makanan
bisa ditingkatkan. Jumlah penerima manfaat bisa meluas ke banyak kamp-kamp
pengungsian di Suriah dan area-area yang jarang tersentuh bantuan
kemanusiaan," ungkap Firdaus. []