
ACTNews, TASIKMALAYA
– Usianya kini tengah menginjak 22 tahun, tapi
perkembangan fisik Sri Mulyani tidak seperti orang dewasa pada umumnya. Merebahkan
tubuh di kasur menjadi keseharian perempuan asal Cibeas, Kelurahan Gunung Gede,
Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmlaya ini. Hal tersebut bukanlah tanpa sebab. Anak
ke-5 dari 5 bersaudara ini dinyatakan mengalami celebral palcy atau juga sering
disebut lumpuh otak sejak kecil. Namun, penyakit ini baru diketahui setelah 22
tahun usia Sri Mulyani, atau 13 Oktober 2020 lalu.
Awal sakit Sri Mulyani dimulai ketika mengalami
demam tinggi saat usia 3 bulan. Sayang, kondisi ekonomi keluarga yang prasejahtera
membuat orang tua Sri yang hanya bekerja sebagai buruh cuci baru membawa
anaknya untuk diperiksa secara medis ketika usia telah menginjak 7 bulan, itu
pun tidak menyeluruh. Hal ini yang kemudian membuat penyakit yang Sri Mulyani
alami tidak terdeteksi sejak awal, sehingga ia harus mengalami kelainan
pertumbuhan.
Pascapengobatan di usia Sri Mulyani yang baru 7
bulan itu, orang tuanya tidak pernah lagi membawa anaknya ke dokter untuk
memastikan kondisi kesehatan. Hingga pada akhirnya Tim Pemuda Penggerak kota
Tasikmalaya (Pager Asik) membawa Sri Mulyani berobat pada 13 Oktober lalu
sekaligus ingin mengatahui sakit apa yang dialami Sri Muyani. Dokter pun
memvonis Sri Mulyani mengalami kelumpuhan otak dan tidak bisa lagi mengalami
tumbuh kembang secara normal.
“Saat ini kondisi Sri Mulyani hanya bisa
terbaring di tempat tidur dan tidak bisa duduk, tidak bisa bicara, pertumbuhan
fisik tidak normal dan kakinya sering kali kejang,” ungkap Fauzi Rizki Pratama,
Ketua Pager Asik.
Selain tak lagi bisa tumbuh secara normal,
keadaan gizi Sri saat ini cukup rendah dan mengalami ruam popok. Dokter
menyarankan agar asupan gizi yang baik wajib dikonsumsi, salah satunya lewat
susu. Ia juga harus rajin menggerakkan tubuh. Hal ini perlu dilakukan untuk menjaga
kesehatan Sri.
Mengatahui kondisi Sri yang memprihatinkan, Aksi Cepat Tanggap (ACT) pada Senin (16/11) mengirimkan kebutuhan harian untuk Sri. Makanan, susu, biskuit serta kebutuhan popok diserahkan dari hasil kolaborasi dengan Pager Asik. Bantuan ini diharapkan bisa mendukung perbaikan gizi Sri yang jarang mendapatkan penanganan medis ini. “Bantuan yang tersalurkan merupakan buah dari kedermawanan masyarakat,” jelas Fauzi Ridwan dari Tim Program ACT Tasikmalaya.[]