
ACTNews, TAIZ – Warga
Yaman di Kota Taiz harus tinggal bertahun-tahun di tenda pengungsian. Konflik
membuat kehidupan mereka porak poranda. Bahkan untuk menyambung hidup, mereka
tidak tahu apa yang bisa mereka makan esok hari. Kemiskinan dan kelaparan masih
menjadi kekhawatiran terbesar bagi mereka yang terkungkung perang.
Terlebih pada bulan suci Ramadan, kekhawatiran akan dua hal
itu pun semakin memuncak. Ditambah minimnya kesempatan bagi mereka untuk
memperoleh akses pemenuhan kebutuhan.
Bahan makanan sukar didapat. Kalaupun ada bahan pangan, tidak ada uang yang bisa
digunakan untuk membeli. Salah satu hal yang mereka gantungkan untuk bertahan
hidup adalah kedermawanan masyarakat dunia.
Krisis inilah yang tengah diredam para dermawan Indonesia. Ramadan ini, masyarakat Indonesia berikhtiar menjaga kesediaan makanan untuk berbuka saudara di Yaman. Melalui Aksi Cepat Tanggap (ACT), kepedulian itu ditunaikan. Pertengahan Ramadan ini, iftar bergizi dibagikan kepada para pengungsi Yaman di Kota Taiz.
"Menjalani bulan Ramadan, tentu kita tidak ingin
saudara-saudara di Yaman berpuasa selama 24 jam akibat tak ada makanan. Tidak
boleh dibiarkan momen berbuka puasa mereka hanya ditemani piring dan gelas
kosong yang kering kerontang. Oleh karenanya, aksi distribusi iftar ini
dilakukan," ujar Said Mukaffiy dari tim Global Humanity Network ACT, Rabu
(20/4/2022)
Paket iftar dibagikan sedikitnya untuk 580 pengungsi di
beberapa daerah di Kota Taiz, barat daya Yaman. Satu paket iftar setidaknya
berisi nasi, daging, sayur, dan roti. Tim ACT dan relawan di Yaman
mendistribusikan bantuan ini dengan mengunjungi langsung tempat tinggal tiap
pengungsi.
Konflik di Yaman telah berlangsung selama
lebih dari tujuh tahun. Dalam waktu tersebut, puluhan ribu nyawa telah
melayang. Saat ini diperkirakan sebanyak 21 juta warga sipil butuh bantuan
kemanusiaan. Jumlah itu adalah 80 persen dari total penduduknya. Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) bahkan kondisi Yaman saat ini adalah krisis kemanusiaan
terburuk di dunia. Ada setengah juta anak yang diperkirakan mengalami
kekurangan gizi akut. []