
ACTNews, SURABAYA – Stunting atau tengkes masih menjadi salah satu
permasalahan yang dihadapi keluarga Indonesia. Kondisi gagal tumbuh alias kerdil ini terjadi pada anak
usia di bawah lima tahun yang diakibatkan kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang
terutama pada periode seribu Hari
Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia 23 bulan.
Sayang, angka prevalensi stunting pada balita
Indonesia masih menjadi salah satu yang tertinggi di dunia. Indonesia menempati
peringkat ke empat dunia dan urutan ke dua di
Asia. Diketahui, jumlah kasus stunting di Indonesia pada tahun 2019 sampai menembus angka 27,67 persen.
Menindaklanjuti kondisi ini, Aksi Cepat Tanggap (ACT)
pada Sabtu (16/10/2021) dengan program Humanity Medical Services menggelar Operasi
Gizi Anak Indonesia di Surabaya. Tercatat, lebih
dari 5 ribu anak di Ibu Kota Provinsi Jawa Timur ini mengalami stunting. Mereka
tersebar di kelurahan-kelurahan seperti Wonokusumo, Pegirian, Sidotopo
Wetan, Tanah Kali Kedinding, Bulak Banteng, Morokrembangan, Putat Jaya, Lontar,
Asemrowo, dan Babat Jerawat, yang menjadi 10 lokasi tertinggi terdapat kasus
stunting di Surabaya.
Operasi Gizi Anak
Indonesia di Surabaya digelar di Kampung
1001 Malam, bawah Tol Dupak Surabaya. Kegiatan
ini berlangsung setelah peluncuran Humanity Medical Services di Masjid
Baiturrozaq SIER, Rungkut, Surabaya. Armada
kemanusiaan Humanity Food Truck yang menyajikan 800 porsi makanan siap santap dan
layanan cek kesehatan gratis turut mendukung aksi kali ini.
“Stunting merupakan permasalahan yang harus segera
dituntaskan, apalagi menyangkut generasi penerus bangsa. Untuk itu, Operasi Gizi Anak
Indonesia diharapkan mampu menjadi solusi permasalahan
besar ini, mudah-mudahan juga dapat mengedukasi orang tua agar tak lengah,”
jelas Ketua Humanity Medical Sevices Surabaya Dokter Asdi.
Pasca peluncuran Humanity Medical Services dan aksi
Operasi Gizi Anak Indonesia di Surabaya, aksi serupa bakal terus hadir untuk
mendampingi masyarakat. Asdi menambahkan, dengan dukungan tim medis yang andal
serta ketersediaan armada, mampu memberikan yang terbaik untuk masyarakat,
khususnya prasejahtera, secara gratis.
Wakapolsek Tenggilis Mejoyo Sugiati
yang turut hadir di Operasi Gizi Anak Indonesia
di Kampung 1001 Malam, mengatakan, ia mendukung program-program kebaikan yang
ACT hadirkan. Sugiati pun berharap
kepada Babinsa bisa menyosialisasikan hal ini kepada masyarakat karena sangat
bagus dan membantu masyarakat. Selain dari kepolisian, aksi medis dari ACT ini
juga mendapatkan dukungan dari BEM FK UNAIR dan Hima JPE UNESA.
Kampung 1001 Malam yang menjadi lokasi Operasi Gizi
Anak Indonesia ini terletak di Kelurahan Dupak, Krembangan, Surabaya. Ada
ratusan keluarga menempati hunian di bawah tol penghubung Surabaya-Gresik ini.
Rata-rata ekonomi mereka memang prasejahtera dengan mayoritas profesi warga
sebagai pengamen, pemulung hingga kuli bangunan.
Suasana gelap selalu mengepung perkampungan ini. Maka
tak heran kalau dinamakan Kampung 1001 Malam. Kebersihan permukiman tersebut
pun perlu menjadi perhatian, pasalnya, posisinya berada di bataran Kalianak
membuat kesehatan warga rentan terancam berbagai penyakit.[]