
ACTNews, MAKASSAR – Keterbatasan
fisik tak membuat Muhammad Imanuddin Kamil (21) patah arang untuk terus
melanjutkan pendidikan. Remaja asal Masamba, Luwu Utara ini sampai harus
merantau Makassar demi mewujudkan cita-citanya sebagai dosen. Belajar menjadi
agenda rutin agar semua keinginan bisa terwujud dan membanggakan orang tua.
Baginya, tak ada yang mustahil selama ada ikhtiar.
Dengan semangat, di
Makassar Imanuddin tinggal di asrama Yayasan Pembinaan Tunanetra Indonesia (YAPTI)
yang jaraknya 12 jam dari tempat tinggalnya di Masamba. Ia pun melanjutkan
pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab (STIBA) Makassar. Tak
ada bekal biaya besar untuk sekolah dari orang tua Imanuddin yang merupakan
seorang petani di kampung halaman.
Mengetahui besarnya
pejuangan Imanuddin dalam meraih cita-cita, Aksi Cepat Tanggap (ACT) menghadirkan
bantuan pendidikan lewat program Bea Pendidikan Indonesia. Buah kedermawanan
masyarakat ini diharapkan dapat menunjang kebutuhan pendidikan Imanuddin di
Makassar.
“Alhamdulillah, terima
kasih kepada seluruh dermawan atas bantuan yang diberikan, terkhusus kepada
tunanetra seperti saya. Semoga bantuan seperti ini tak hanya berhenti sampai saya
saja, melainkan juga kepada anak-anak membutuhkan yang lainnya. Sekali lagi
terima kasih atas bantuannya” ungkap Imanuddin awal Agustus ini.
Bea Pendidikan Indonesia
sendiri merupakan salah program pendidikan yang ACT hadirkan di momen pandemi
berkepanjangan ini. Dampak virus mematikan yang juga menjangkiti pendidikan
Indonesia menjadi alasan utama hadirnya kebaikan yang dimotori kedermawanan
masyarakat.
“Setiap orang bisa ambil bagian untuk berbuat baik, termasuk mengawal anak-anak kita dalam urusan pendidikan. Karena bagaimanapun, mereka merupakan generasi penurus kita,” jelas Firman dari tim Program ACT Sulawesi Selatan.[]