
ACTNews, YERUSALEM –
Salah satu organisasi medis Palestina menyatakan bahwa ada 418 warga Palestina
terluka saat memaksa pergi ke Al-Aqsa untuk beribadah dan mencoba mendapatkan
malam Lailatulqadar, salah satu malam paling suci dalam kalender umat Islam.
Dilansir dari laman Middle East Eye, sebagian besar dari
mereka terluka karena terjatuh dari tembok besar yang dibangun Israel untuk
mencegah warga Palestina dari berbagai kota untuk datang ke Al-Aqsa di
Yerusalem Timur untuk beribadah selama Ramadan.
Pihak medis menyatakan bahwa ada puluhan ribu warga
Palestina yang dicegat otoritas Israel untuk datang ke Yerusalem pada Rabu
(27/4/2022). Mereka dicegat di pos pemeriksaan di Qalandiya -yang terletak di
antara Ramallah dan Yerusalem- dan Betlehem.
Pihak medis juga menyatakan bahwa sebagian dari yang terluka, kondisinya cukup parah dan telah dilarikan ke beberapa rumah sakit terdekat.
Israel memberlakukan pembatasan ketat pada
warga Palestina yang ingin pergi dari Tepi Barat ke Yerusalem. Israel telah
mendirikan hampir 100 pos pemeriksaan di seluruh wilayah, dan tembok pemisah
sepanjang 70 kilometer yang mengendalikan pergerakan warga Palestina.
Tembok pemisah, yang dibangun Israel pada tahun 2002
tersebut, dianggap melanggar hukum oleh badan hukum PBB dan Mahkamah
Internasional (ICJ).
Namun, terlepas dari batasan Israel, lebih dari 250 ribu
orang telah bergabung dalam salat tarawih di Masjid Al-Aqsa pada hari Rabu.
Jemaah tersebut datang dari Yerusalem, komunitas Palestina di dalam Israel dan
Tepi Barat yang diduduki.
Sementara itu, pada Kamis (28/4/2022), pasukan Israel
dilaporkan menembakkan peluru karet dan gas air mata ke kompleks Masjid Al-Aqsa
untuk membubarkan warga Palestina yang tengah berkumpul. Sebelumnya, tujuh
serangan Israel terjadi di Al-Aqsa antara 15 April dan 22 April. Menyebabkan
sekitar 170 warga Palestina terluka dan 450 ditangkap. []