
ACTNews, GAZA – Selama
empat hari berturut-turut, pesawat penghapus tanaman Israel telah terbang di
dekat timur Jalur Gaza. Pesawat tersebut dilaporkan menyemprotkan bahan kimia
yang diyakini sebagai herbisida di udara dekat tanah Gaza yang berdekatan
dengan pagar perbatasan yang baru saja diresmikan.
Herbisida sendiri, merupakan bahan kimia yang dikenal biasa
digunakan untuk membuat mati beberapa jenis tumbuhan. Berdasarkan keterangan
sejumlah saksi, frekuensi semprotan ditentukan oleh arah angin di Gaza.
Penyemprotan juga ajan berhenti ketika hujan, atau ketika angin bertiup ke arah
yang tidak diinginkan pihak Israel.
“Mereka hanya mulai menyemprot di sepanjang pagar perbatasan
ketika angin bertiup ke barat, yakni ke arah tanah Palestina, untuk
memungkinkan herbisida menutupi area yang lebih luas di dalam tanah kami.
Tetapi ketika angin mulai bertiup ke timur (ke arah Israel), mereka langsung
berhenti karena akan merugikan mereka,” kata petani Palestina Youssef Abu
Maghadid, dikutip laman Middle East Eye.
Maghadid memperkirakan, penyemprotan terakhir dilakukan di
setidaknya 60 hektar lahan pertanian, yang secara langsung mempengaruhi mata pencaharian
35 hingga 40 petani.
Di Gaza, diketahui ada lebih dari 40 ribu warganya bergantung pada sektor pertanian sebagai satu-satunya sumber mata pencaharian mereka.
Sementara itu, pasukan Israel mengklaim bahwa herbisida digunakan untuk membersihkan tumbuh-tumbuhan di zona penyangga di sisi pagar Gaza, agar area tersebut menjadi bersih untuk keperluan militer.
Namun, warga Palestina mengatakan kebijakan tersebut justru menimbulkan kerugian besar bagi para petani Gaza. Maghadid menuduh pihak berwenang Israel dengan sengaja merusak tanaman Palestina di tanah pertanian timur menggunakan berbagai taktik selama bertahun-tahun.
“Kami (petani Palestina) telah melihat skenario yang sama selama bertahun-tahun, setiap beberapa minggu mereka mengirim drone untuk menyemprot tanah kami. Kadang-kadang ini terjadi hanya beberapa hari sebelum musim panen. Bisa dibayangkan berapa kerugian yang kami tanggung,” kata petani berusia 47 tahun itu.
Selain penyemprotan herbisida, para petani Palestina juga harus menghadapi tembakan gas air mata yang terus-menerus dilontarkan pasukan Israel yang berjaga di sepanjang pagar perbatasan di Gaza timur.
“Hari ini saja, pasukan Israel menembakkan lebih dari 10 tabung gas air mata ke para penggembala untuk menjauhkan mereka dari zona penyangga, namun angin meniupkan gas ke arah kami. Kami harus menjauhi ladang kami beberapa kali agar tidak menghirupnya. Ini terjadi setiap hari,” kata Maghadid.
Sementara itu, laporan dari sebuah kelompok hak asasi menyatakan bahwa Israel telah melakukan penyemprotan herbisida udara di daerah Gaza Timur selama beberapa tahun. Parahnya kegiatan tersebut biasanya dilakukan tanpa pemberitahuan atau peringatan sebelumnya kepada petani Palestina.
Israel melakukan penyemprotan ketika angin bertiup ke barat, yang membawa bahan kimia jauh mencapai jarak 1.200 meter ke Gaza.[]
"[