
ACTNews, SEMARANG – Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang terletak di area perbuktian Kelurahan
Kedungpane, Kecamatan Mijen, Kota Semarang. Sudah 27 tahun TPA Jatibarang
menampung sampah yang mana 70 persen di antaranya berasal dari limbah warga Kota Semarang. Kotor dan beraroma tidak sedap menjadi citra tempat ini.
Namun, dibalik kesan kotor tersebut, gundukan sampah yang membentang
seluas lebih dari 27 hektare itu menjadi gantungan hidup bagi 500 pemulung.
Setiap hari mereka mengais sampai 11 ton limbah warga yang masih memiliki nilai
ekonomi. Dari hasil tersebut, pundi rupiah yang mereka dapat untuk menghidupi
keluarga.
Melihat aktivitas pejuang rezeki ini yang terus
berlanjut di tengah Ramadan, membawa Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jawa Tengah
bersilaturahmi dengan mereka, Kamis (22/4/2021) lalu. Di samping silaturahmi,
ACT juga mendistribusikan 1.750 kilogram Beras Wakaf untuk pemulung. Penyerahan
dilakukan dengan cara mengantar dari pintu ke pintu untuk menghindari kerumunan
di tengah pandemi.
“Kami antarkan langsung ke rumah penerima manfaat yang
lokasinya juga tak jauh dari TPA Jatibarang,” jelas Kepala Cabang ACT Jateng
Septi Endasmoro.
Ribuan kilogram beras yang terdistribusi untuk
pemulung TPA Jatibarang merupakan implementasi Gerakan Sedekah Pangan Ramadhan.
Beras yang ditanam petani lokal didanai wakaf masyarakat tersebut dibagikan ke
warga di 7 RT di sekitar TPA. Pendistribusian dibantu relawan MRI Kota
Semarang.
Santoso, salah
satu pemulung yang juga takmir musala di
kompleks TPA mengaku senang warganya mendapatkan bantuan. Pria yang sudah 10
tahun menjadi pejuang kebersihan di TPA Jatibarang itu berharap program ini
dapat berkelanjutan. “Semoga dermawan, relawan dan ACT diberikan kelimpahan kemudahan dan
program baik ini terus berjalan dan meluas dengan baik,” pungkasnya.[]