
ACTNews, ACEH JAYA – Rintik hujan
menyentuh perlahan mantel Hasnawati (29), membuat ia berhati-hati memacu motor
menuju sekolah, meski jalan masih sepi. Bila saja hujan semakin deras, sudah
dipastikan ia tidak bisa mengajar. Tetapi kekhawatiran tersebut tidak terjadi
sampai ia tiba di Pesantren Al-Anshar, tempat ia mengajar.
Di pesantren
yang terletak di Gampong Lhok Geulumpang, Kecamatan Setia Bakti, Kabupaten Aceh
Jaya ini, Hasna mengabdikan diri sebagai guru matematika bagi santri SMA. Mengajar
anak-anak di SMA Swasta Al-Anshar adalah pilihan hidup yang telah ia tentukan lima
tahun silam, sebab visi dari almarhum Mustafa yang saat itu merupakan Ketua
Yayasan dan Pendiri SMAS Al-Anshar. Mustafa lebih memilih mengutamakan
pendidikan anak-anak prasejahtera, dan hal itu juga yang diteruskan Hasna serta
teman-teman pengajar lain.
Saat itu Hasna
mendapatkan gaji sebanyak Rp160 ribu per bulan. Ia rasakan biaya yang ia
tanggung cukup berat, bahkan terkadang ia sempat goyah untuk melanjutkan
perjuangan. Suami Hasna yang saat itu menjadi penyemangat. Ia menyisihkan
sebagian kebutuhan harian, agar Hasna selalu bisa mengajar.
Hikmah pun mulai
dipetik Hasna dari aktivitasnya. Semenjak mengajar hidup Hasna lebih positif,
sampai ia mengaku migrain yang kerap ia rasakan menghilang. “Mungkin secara
pendapatan di sini saya tidak banyak, tetapi saya sangat bersyukur. Penyakit
saya juga sembuh tanpa harus mengeluarkan biaya sedikit pun. Jadi benar saja
kalau kita mau membantu orang lain, Allah akan membantu kita keluar dari
kesusahan,” kata Hasna ditemui Rabu (5/1/2022) lalu.
Hasna tidak mampu menahan tangis ketika menceritakan perjuangannya sebagai tenaga pendidik.(ACTNews/Furqan)
Sementara itu untuk
menambah penghasilan, Hasna mengambil inisiatif untuk berjualan daring. Aneka
kebutuhan wanita ia tawarkan melalui beragam media sosial. Semua ia lakukan
agar ia tetap mengajar anak-anak di SMAS Al-Anshar.
“Saya akan
tawarkan semua dagangan saya mulai dari baju wanita, baju anak, perlengkapan
komsetik sampai dengan aksesoris, asalkan dapat sedikit keuntungan, dan nanti bisa
menutupi biaya operasional selama ke sekolah. Jadi tak aneh terkadang saya
berangkat lebih pagi untuk mengantar pesanan pelanggan,” ujar Hasna.
Di awal tahun ini,
Global Zakat-ACT menyerahkan bantuan biaya hidup untuk Hasna lewat program
Sahabat Guru Indonesia. Melalui apresiasi ini, diharapkan dapat menambah
semangat Hasna dalam mencerdaskan anak didiknya.
“Syukur sekali
hari ini Global Zakat-ACT datang untuk mengunjungi tempat kami, dan juga
berbagi kecerian. Semoga para Sahabat Dermawan yang menitipkan santunan ini
kepada kami, selalu diberikan kesehatan dan keberkahan hidup,” ujar Hasna. []