ACTNews, JAKARTA – Sebagai komitmen mendukung warga Palestina untuk bertahan dan berjuang demi kemerdekaan mereka,
Aksi Cepat Tanggap (ACT) kembali meluncurkan program inovatif untuk saudara
teraniaya di Palestina. Program Keluarga Asuh Palestina diinisiasi bukan hanya sebagai upaya untuk terus memberikan bantuan terbaik, namun juga
untuk mempersaudarakan antara dermawan di Indonesia dengan mereka yang
membutuhkan bantuan di Palestina.
“Program Keluarga Asuh Palestina hadir
sebagai jawaban persoalan sosial di Palestina dengan juga menghadirkan rasa
persaudaraan dari mereka yang mampu dan dermawan, yakni donatur warga
Indonesia, dengan mereka yang membutuhkan, yaitu penerima manfaat di Palestina,”
papar Said Mukaffiy dari tim Global Humanity Response – ACT, Selasa
(26/01/2021). Said menambahkan, misi silaturahim menjadi basis dari program ini
sebagai jawaban dari permasalahan kemiskinan umat dengan ACT sebagai perantara.
Melalui program Keluarga Asuh Palestina, masyarakat Indonesia dapat berkomitmen untuk memberikan bantuan tiap bulan untuk
warga Palestina agar mereka dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka. Sedekah yang
diamanatkan oleh Sahabat Dermawan tiap bulannya akan digunakan untuk membeli
makanan, pakaian, kebutuhan sanitasi, perlengkapan dan biaya pendidikan, serta
untuk membayar biaya sewa rumah.
Bantuan ini menyasar keluarga yatim,
keluarga dengan anggota keluarga yang sakit, keluarga yang terlilit utang,
para pengungsi, guru honorer, keluarga tanpa penghasilan, para dai dan imam,
para janda miskin, serta keluarga yang kehilangan kepala keluarganya atau yang
kepala keluarganya menyandang disabilitas,” imbuh Said.
Melalui program Keluarga Asuh Palestina, Indonesia
memiliki kesempatan untuk turut menyejahterakan masyarakat Palestina serta
mengembalikan hak-hak masyarakat yang telah diambil secara zalim oleh zionis.
Selain itu, program ini tampil untuk memperkuat peran Indonesia dalam mendukung
Palestina serta dalam menjadi jawaban permasalahan kemiskinan global.
2,45 juta warga Palestina butuhkan bantuan kemanusiaan
Sebagaimana diperkirakan oleh Humanitarian
Country Team (HCT), sekitar 2,45 juta warga Palestina akan membutuhkan bantuan
kemanusiaan di tahun 2021. Jumlah orang yang mengalami krisis kebutuhan parah
meningkat sebanyak 346.000 orang. Sekitar 1,57 juta orang yang membutuhkan
bantuan tinggal di wilayah Jalur Gaza dan sebanyak 880.000 orang tinggal di
wilayah Tepi Barat.
Salah satu keluarga yang terdampak
kemiskinan parah adalah keluarga Mervat Alhawy yang tinggal di Deir Al-Balah,
Jalur Gaza. Ketika mitra ACT di Gaza mengunjungi kediamannya pada Oktober 2020,
tampak Mervat dan anak-anaknya tinggal di sebuah rumah yang hanya terdiri dari
satu ruangan. Untuk menghalau dingin yang menyergap, Mervat dan keluarganya hanya
memiliki dua buah selimut yang mereka pakai bersama.
“Malu demi Allah (untuk keadaan keluarga),
tetapi saya ingin membuat perubahan di keluarga saya. Kami berharap ada
orang-orang baik yang dapat membantu membangun kembali rumah kami,” kata Mervat.
Marvat dan keluarganya hanyalah sebagian
kecil dari keluarga-keluarga di Palestina yang hidup dalam kungkungan
kemiskinan di tengah kobaran krisis kemanusiaan yang tanpa kesudahan. []