ACTNews, TASIKMALAYA – Sudah hampir
20 tahun Aip Saripudin (49) menjadi guru di MDT Annur Arruqoyyah, Maniis,
Sukamenak, Kabupaten Tasikmalaya. Bangunan sekolah yang cukup tua ini
terdiri dari hanya 3 kelas. Meskipun ukuran kelas mereka kecil dan jauh dari
kota besar, semangat mereka untuk belajar tidak kalah besarnya.
Saat tim Aksi
Cepat Tanggap (ACT) Tasikmalaya mengunjungi sekolahnya pada Senin (21/9), Aip sedang mengajar
di hadapan puluhan muridnya dengan menerapkan protokol kesehatan. Mata kanannya sudah tidak bisa melihat dan mata
kirinya buram, namun riuh suara murid yang sedang melafalkan hafalan Alquran
terdengar jelas. Hal ini yang menjadi Alasan Aip berkomitmen untuk menjadi
pengajar. Semangat murid-muridnya menambah tekad kuat Aip bersama 2 guru
lainnya untuk mengabdikan dirinya di sekolah tersebut.
Penglihatannya
memang terbatas, tapi dari Aip juga para murid bisa melihat dunia pengetahuan
melalui belajar agama. Dari mengajar sendiri, ia mendapatkan honor sebesar
Rp100 ribu per bulannya. Namun bukan itu yang ia cari, semata-mata ia hanya
mencari rida Allah. “Alhamdulillah per bulan dapat Rp300 ribu dibagi untuk 3 guru. Namun bukan itu tujuan saya. Saya hanya ingin anak-anak dapat
mengenal ilmu dan pengetahuan agama yang luas karena Allah,” ungkap Aip.
Aip duduk di bangku pengajarnya. Meskipun matanya keterbatasan, tapi tak mengganjal semangat Aip. (ACTNews/Rimayanti)
Permasalahan
kesejahteraan kerap kali membayangi kehidupan para guru, termasuk Aip. Honor yang ia terima ia gunakan untuk memenuhi kehidupan harian
istri dan keluarganya. Pandemi membuat segalanya terasa sulit, sehingga Aip
memiliki pekerjaan sampingan yaitu berjualan makanan ringan. Sebuah makanan
yang dibuat oleh istrinya kemudian ia jual di sekolahnya. “Iya biasanya jualan
kecil-kecilanlah, makanan ringan. Anak-anak sama istri saya sering buat wajik untuk dijual juga,” tambah Aip.
Kali ketiga Tim
ACT Tasikmalaya bertemu dengan Aip pada Selasa (22/9) lalu. Sudah tiga kali
juga Aip mendapatkan bantuan biaya hidup melalui program Sahabat Guru
Indonesia. Ia pun mengaku bersyukur mendapatkan bantuan tersebut. Koordinator
Program ACT Tasikmalaya M Fauzi Ridwan mengatakan, Aip layak mendapatkan
bantuan sebagai bentuk apresiasi atas dedikasinya selama ini.
“Pak Aip layak
mendapatkan bantuan ini. Di tengah keterbatasan fisiknya, ia tidak pernah
merasa minder dan memiliki tekad yang kuat untuk menjadikan anak didiknya
berpengetahuan agama yang luas,” ujar Fauzi.
Fauzi pun mengajak para dermawan untuk ikut menunjukkan kepeduliannya kepada para guru yang berdedikasi seperti Aip. “Kami mengajak para dermawan, untuk membersamai para guru lainnya. Karena banyak juga sosok-sosok yang memiliki seperti Pak Aip. Semoga semakin banyak kepedulian yang kita tunjukkan, semakin banyak juga yang akan terbantu,” harap Fauzi. []