
ACTNews, DEPOK – Nia Kania Listiawati sampai
sekarang masih menjalani perannya sebagai pengembang properti dan kontraktor. Tetapi
pandemi membuatnya masih harus sering bekerja di rumah. Sehingga kini dapat lebih
fokus di kegiatan 2 komunitas UMKM, di mana ia menjadi anggota serta pengurus
aktif. Yakni, Koperasi Salimah dan aktif di komunitas Global Entepreneur Profesional (Genpro) Depok.
“Jadi kegiatan reseller saya menjadi lebih fokus. Jadi
punya list lebih banyak produk member di 2 komunitas yang mesti digenjot,” kata
Nia ditemui pada Rabu (6/1/2021) lalu.
Semua dilakukan
karena baginya saat sulit ini banyak UMKM yang mengeluhkan perlambatan usaha
karena omzet yang menurun. “Selama pandemi karena memang saya mengurus 2
komunitas tadi, saya merasa punya kewajiban untuk memahami kondisi member. Kan saya meng-handle para pengusaha UMKM yang ada di
Depok lewat 2 komunitas tadi. Sehingga saya terbiasa menjajaki produk mereka,
mengkurasi, terus ketika saya merasa produknya bagus, saya bantu juga jualkan,”
jelasnya.
Selain itu, ia juga
berpengalaman mengadakan kegiatan-kegiatan untuk para pelaku usaha sebelumnya
seperti mengadakan pelatihan atau pun saling berbagi sesama pengusaha UMKM yang
ia beri nama Kopdar. Dari sanalah ia memiliki kurikulumnya sendiri dalam
membina para pelaku UMKM.
“Alhamdulillah,
dari kurikulum tersebut dengan support
banyak pihak, teman-teman pengusaha terlihat ada perubahan signifikan. Yang
tadinya tidak fokus menjadi lebih fokus. Yang rajin ikut Kopdar juga
kualitasnya terlihat, layak jual,” cerita Nia menjabarkan hasil evaluasi dari
kurikulumnya.
Pengalaman membina
UMKM ini membuat membawanya bertemu dengan Global Wakaf – ACT. Awalnya ia menjadi
pendamping para penerima manfaat di program Sahabat Usaha Mikro Indonesia (UMI)
dari ACT beberapa bulan lalu. Dan belakangan peran itu dilanjutkan di program Wakaf
Modal Usaha Mikro di Kota Depok.
Nia (kanan) ketika datang ke salah satu rumah penerima manfaat. (ACTNews/Reza Mardhani)
Sempat Nia
merasa takut kesibukannya akan bertambah dan kegiatannya menjadi terkendala.
Namun begitu ternyata ada berkah tersendiri ketika menjadi pendamping. “Karena
kalau menjadi pendamping Global Wakaf – ACT fokus 2-3 jam di pendampingan, jadi
takut tidak sempat balas orang yang tanya produk reseller. Tapi alhamdulillah, berkahnya ada saja begitu buka handphone, justru banyak order-an langsung menumpuk,” Nia
tersenyum.
Kini Tim Wakaf Modal Usaha Mikro di Depok terus berjalan dengan tujuan memberdayakan para penerima manfaat. “Sepuluh kecamatan berarti yang saya pegang di sini (Kota Depok). Ya, saya pikir ini takdir yang memang harus saya jalani. Kalau bicara berat dan tidak berat, nanti kita jalani ajalah semaksimal mungkin. Karena dengan mental sana, mental sini, pasti lebih berat lah dibandingkan dengan (tingkat) kecamatan dan kelurahan. Tetapi ya insyaallah, mohon doanya dengan semua amanah dan tanggung jawab yang dibebankan semoga saya bisa menjalankan,” kata Nia. []