ACTNews, MOJOKERTO – Global Wakaf – ACT bersama Yayasan
Penguatan Peran Pesantren Indonesia (YP3I) dan Gerakan Masyarakat Pesantren
untuk Ketahanan Pangan Indonesia (Gema Petani), meneken kerja sama untuk
penanaman lahan seluas 500 hektare. Penandatanganan ini dilakukan di Pondok
Pesantren Riyadlul Jannah Kelurahan Ledok, Pacet,
Mojokerto, Jawa Timur pada Sabtu (17/10).
“Jadi
insyallah, Global Wakaf – ACT bersama dengan YP3I dan Gema Petani akan membuat
proyek pertama 500 hektare sawah padi. Program kerja sama ini didanai seluruhnya oleh dana wakaf. Lalu
kemudian, kita punya program wakaf pangan, dari sawah ini nanti padi masuk ke
Lumbung Beras Wakaf. Gabah akan digiling, yang hasilnya nanti insyaallah akan
didistribusikan kepada masyarakat, termasuk petani jika masih tidak sejahtera,” ungkap
Ketua Dewan Pembina Aksi Cepat Tanggap Ahyudin ketika meninjau lokasi penanaman pertama di
Dalam program ini, petani akan didukung
produksinya melalui program Masyarakat Produsen Pangan Indonesia (MPPI) dan
Wakaf Modal Usaha Mikro untuk petani. Bantuan berupa permodalan dan
pendampingan dari tanam hingga panen. Rencananya ada 1.500 petani yang akan
mendapatkan manfaat dari implementasi awal program ini.
Muhammad Yusuf
Misbah atau yang akrab disapa Gus Yusuf selaku Sekretaris Jenderal
(Sekjen) YP3I dan Gema Petani menyambut positif adanya kolaborasi ini. “Alhamdulillah
kita sebagai tuan rumah, yakni Pondok Pesantren Riyadlul Jannah, sangat bersyukur
menjadi bagian kerja sama ini. Kita berharap bahwa, kerja sama ini
nanti bisa betul-betul dirasakan oleh umat. Khususnya di tengah-tengah krisis dikarenakan
pandemi global saat ini. Mudah-mudahan kehadiran Global Wakaf – ACT dengan YP3I
ini bisa membantu menangani dan memberi solusi kepada umat khususnya di bidang
ketahanan pangan,” ungkapnya.
Ahyudin meninjau langsung calon lokasi penanaman bersama Gus Yusuf dan beberapa perwakilan YP3I, Gema Petani, serta Global Wakaf. (ACTNews/Reza Mardhani)
Gus Yusuf
berharap kekuatan ekonomi berbasis wakaf ini bisa tertanam luas ke masyarakat.
Ia mengambil contoh ketika Mesir digerakkan oleh kekuatan wakaf dari lembaga pendidikan
Al-Azhar. Gerakan wakaf itu pun mampu mendanai negara Mesir. Kekuatan wakaf
produktif inilah yang menurutnya perlu disadari oleh masyarakat Indonesia.
“Yang perlu kita
galakkan sekarang ini, perlu kita kampanyekan, bahwa wakaf itu tidak hanya
sekadar di 3M: madrasah, masjid, dan makam. Tetapi ada kekuatan ekonomi yang
bisa digerakkan oleh wakaf produktif yang saat ini dimotori dan telah dilakukan
oleh Global Wakaf – ACT. Alhamdulillah, ada pertanian yang didanai dari dana
wakaf, ada rumah sakit, ada penggilingan gabah dan lain sebagainya. Ini suatu
terobosan bisa mengatasi problem yang ada,” jelas Gus Yusuf.
Produk langsung
wakaf juga didistribusikan di tengah acara penandatanganan. Sebanyak 1.000
Beras Wakaf, 1.000 makanan siap saji dari Humanity
Food Truck, dan 200 karton Air Minum Wakaf, dibagikan kepada masyarakat
sekitar serta para tamu undangan yang hadir. Serta penyerahan secara simbolis
puluhan Beras Wakaf gratis kepada beberapa pimpinan pesantren di Jawa Timur
yang hadir, untuk didistribusikan kepada masyarakat di sekitar pondok
pesantrennya. Karena besarnya kekuatan wakaf ini, Ahyudin mengajak kepada
masyarakat untuk semakin menggerakkan wakaf secara luas.
“Mari gerakkan
wakaf. Bebaskan kemiskinan umat. Mari kita perjuangkan kedaulatan pangan umat.
Insyaallah, umat berdaulat dengan pangan, maka insyaallah umat mandiri, punya
harga diri, tidak bisa didikte dan bebas dari kemiskinan,” ajak Ahyudin. []