ACTNews, JAKARTA –
Pelanggan makanan siap santap yang diolah Kunira (45) tak begitu banyak,
Jumat (9/10). Pedagang yang tinggal di kawasan Muara Angke, Jakarta Utara itu
pun hanya menjaga warungnya saja. Dari etalase, terlihat makanan yang Kunira
olah sendiri masih banyak sekali porsinya. Ia mengaku, sejak pandemi Covid-19
melanda, pembeli jualannya sepi dan berpengaruh pada pendapatan yang juga
berkurang.
Sudah tiga tahun
ia berprofesi sebagai pedagang makanan siap santap. Hal ini dilakukan demi
membantu perekonomian keluarganya. Namun, istri dari suami yang berprofesi
sebagai nelayan di utara Jakarta ini merasa tahun 2020, dengan hadirnya pandemi
Covid-19, menjadi ujian terberatnya selama menjadi pengusaha skala kecil.
“Dapat uangnya
juga berkurang. Biasanya sampai 500 atau 600 ribu (rupiah) sekarang 300 ribu saja
susah. Padahal modalnya bisa sampai 500 ribu sekali masak,” jelasnya kepada tim
ACTNews.
Pendapatan yang
berkurang dari usaha Kunira ini pun diiringi dengan meningkatnya kebutuhan
hidup selama pandemi, khususnya untuk pendidikan anak. Kunira dan Sutaka (46),
suami Kunira, dikaruniai empat anak yang dua di antaranya masih duduk di
kursi sekolah. Mereka saat ini sedang menjalani pendidikan jarak jauh dan
membutuhkan kuota internet. Kondisi ini membuat Kunira dan suaminya harus mengeluarkan uang
tambahan.
Sutaka, suami
Kunira, sendiri merupakan seorang nelayan di laut utara Jakarta. Pendapatannya
tak menentu, sesuai dengan ikan yang ia peroleh. Selama pandemi ini pun,
pengaruh dirasakan Sutaka. Pembeli ikannya berkurang. Belum lagi saat ini ia
sedang sakit dan memaksanya tak dapat melaut. Jika demikian, maka, dagangan
Kunira lah satu-satunya pemasukan bagi keluarga mereka.
Pentingnya permodalan
Kunira merupakan
salah satu pelaku usaha skala kecil-mikro di Jakarta yang mendapatkan akses
permodalan tanpa riba dari program Wakaf Modal Usaha Mikro yang diinisiasi Global Wakaf-ACT.
Hadirnya akes modal ini ia sambut dengan bahagia. Pasalnya, permodalan
memang menjadi hal yang mendesak untuk dipenuhi, khususnya untuk mendukung
usaha makanan siap santapnya.
“Modalnya nanti
mau digunakan buat beli bahan masakan warung, tapi enggak eceran. Soalnya
selama ini beli bahan bakunya eceran. Kalau eceran kan harganya jelas lebih
mahal,” jelas Kunira.
Wakaf Modal Usaha
Mikro sendiri merupakan program baru yang Global Wakaf-ACT hadirkan untuk
menyelesaikan permasalahan modal usaha kecil-mikro yang sering meminjam ke
pihak lain dengan bunga tinggi. Wahyu Nur Alim dari Tim Program Global Wakaf-ACT mengatakan, menghapus riba menjadi salah satu tujuan utama hadirnya Wakaf Modal
Usaha Mikro. Selain itu, hadirnya pendanaan ini pun untuk mendukung bertahan
dan berkembangnya usaha kecil di tengah gempuran pandemi.
“Dana wakaf masyarakat yang tersalurkan ke pengusaha skala kecil ini nilai pokoknya akan dijaga. Sehingga, dana wakaf tetap utuh sesuai dengan ketentuannya,” jelas Wahyu.[]