
ACTNews, JAKARTA – Allah SWT telah memberikan manusia nikmat yang banyak. Ini sesuai dengan Al-Qur’an surat Al-Kautsar yang berarti banyak dan tak terhingga. Kenikmatan yang Allah berikan tak akan mampu ditandingi dengan materi serta amal yang manusia lakukan .
Dalam sebuah
kesempatan, Ustaz Amir Faishol mengatakan, kenikmatan yang Allah berikan bisa
dalam berbagai bentuk dan hal. Seperti kesehatan, kebahagiaan, fasilitas dalam
hidup dan masih banyak lagi.
"Dalam surat
An-Nahl ayat 18 disebutkan ‘Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu
tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, Allah benar-benar Maha Pengampun, Maha
Penyayang," ujar Ustaz Amir saat pertemuan daring Juni 2020 lalu.
Ustaz Amir
melanjutkan, sebagai contoh, nikmat Allah tidak akan bisa ditandingi dengan
materi yang kita punya ialah kesehatan. Misalkan, seseorang memiliki sakit
ginjal dan terpaksa berobat ke berbagai negara tapi tak membuahkan hasil, jika
pun ada harganya akan sangat amat mahal.
“Untuk mendapatkan
kesehatan saja begitu mahal, baru ginjal saja sudah harus mengeluarkan ongkos
berobat yang sebegitu banyak. Itu pun baru ginjal, bagaimana dengan organ lain
yang Allah ciptakan dalam keadaan sehat,” tambah Ustaz Amir.
Selain materi,
nikmat Allah yang lain pun begitu melimpah dan tak terhitung. Ustaz Amir
menceritakan, dalam sebuah riwayat, Nabi pernah menuturkan ada seseorang Bani
Israil selama 70 tahun tidak pernah melakukan maksiat. Hidupnya selalu
dipenuhi ibadah-ibadah terbaik kepada Allah SWT. Di akhirat, orang
tersebut ditanya oleh Allah "Karena apa engkau masuk surga?" Bani Israil
menjawab "Karena ibadahku ya Allah selama 70 tahun dan tidak pernah
sekalipun maksiat." Lalu Allah memerintahkan malaikat mengambil satu
nikmat mata dan ditimbang dengan 10 tahun ibadahnya.
Ustaz Amir Faishol (kiri) saat bersilaturahmi ke kantor ACT Pusat di Menar 165.(ACTNews/Eko Ramdani)
"Apa yang
terjadi? Satu nikmat mata lebih berat daripada 10 tahun ibadah terbaik yang
dilakukan. Sehingga Allah memerintahkan malaikat memasukkan Bani Israil ke
neraka, lalu ia menangis dan berkata ‘Aku masuk surga karena rahmat dan
nikmat-Mu Ya Allah.’ Bagaimana kita yang ibadahnya masih leha-leha, ria, dan
penuh dengan pencitraan?" jelas Ustaz Amir.
Untuk itu, tambah
ustaz yang juga menjadi juri tahfiz Al-Qur’an ini, sebagai salah satu bentuk
rasa syukur atas nikmat yang Allah berikan, manusia diperintahkan untuk salat
dan berkurban. Ini juga tertuang dalam Al-Qur’an surat Al-Kautsar ayat 2 yang
merupakan lanjutan dari keterangan Allah tentang nikmat yang banyak.
"Untuk itu
memasuki bulan Zulhijah kita harus mempersiapkan ibadah dan amal saleh,
puncaknya nanti ibadah kurban," jelas Ustaz Amir.[]