
ACTNews, MALANG – Masjid Nurul Huda
di Desa Wirotaman, Kabupaten Malang mengalami kerusakan pascagempa sebulan
silam. Padahal, bangunan tersebut sangat vital keberadaannya, apalagi menjelang
Ramadan. Pascagempa, masjid berdiri kembali, namun dengan bahan tenda, atau
awam disebut “masjid darurat”. Tempat tersebut jugalah yang menjadi saksi
bagaimana warga terdampak gempa begitu khidmat, larut dalam ibadah sepanjang
Ramadan dan mencapai kemenangan di momen lebaran.
Kesedihan memang
dirasakan oleh warga terdampak gempa. Repan salah satunya. Warga Wirotaman ini harus
melewati Ramadan hingga meraih kemenangan Idulfitri berteman reruntuhan
bangunan. Ia meramaikan suasana takbiran hingga saling bermaafan di momen
lebaran amat berbeda dengan tahun sebelumnya. Walau begitu, ia begitu penuh
rasa syukur karena tetap bisa menunaikan ibadah di tahun ini.
“Sedih juga sih,
karena keluarga tak bisa kumpul,” ungkap Repan saat ditanya bagaimana lebaran
tahun ini dengan tahun sebelumnya, Rabu (12/5/2021). Ia tak bisa berkumpul
dengan keluarga yang ada di luar Malang karena adanya pembatasan aktivitas demi
menekan penularan virus Covid-19.
Saat rangkaian
pelaksanaan Salat Id di Masjid Darurat Nurul Huda, khatib pun berpesan agar
warga terdampak gempa harus optimis dan beradabtasi dengan kondisi. Ia berharap
agar pintu-pintu masjid terbuka kembali, lalu silaturahmi terap dilakukan
dengan berbagai keterbatasan. “Gempa sebuah ujian, tapi rasa syukur harus terus
digaungkan,” harapnya sambil menguatkan jemaah.
Selepas Salat Id,
warga yang menunaikannya di masjid darurat itu saling bermaafan. Untaian maaf
di hari itu tak sekadar untuk menghapus dosa di hari-hari sebelumnya. Akan
tetapi, begitu kuat pesan semangat saling menguatkan antar sesama.
Aksi Cepat Tanggap
(ACT) yang di hari Kamis (13/5/2021) juga merayakan lebaran di Masjid Darurat
Nurul Huda mengajak warga untuk makan bersama. Sajian nasi kebuli disambut suka
cita oleh warga. Mereka bersantap bersama dibalut duka pascabencana dan bahagia
hari raya.[]