
ACTNews, BANJARMASIN – Semringah
wajah Yulia Pitriani ketika Global Wakaf – ACT kembali menemuinya di tempat ia
berdagang di wilayah Sungai Jingah, Kecamatan Banjarmasin Utara, Kota
Banjarmasin. Ia masih setia dengan gerobak pempeknya. "Alhamdulillah,
sekarang pendapatan sudah mulai meningkat. Karena pagi hari juga bisa dibawa
jualan keliling gerobaknya karena sudah diperbaiki bannya dan beli kompor baru,"
ucap Yulia saat ditanya bagaimana perkembangan usahanya pada Jumat (20/11) itu.
Yulia menerima
Wakaf Modal Usaha Mikro sejak Oktober lalu dan sampai saat ini usahanya
berjalan dengan lancar. Kendalanya hanya saja harga ikan kerap naik saat ini.
Meskipun begitu, bukan sesuatu yang besar bagi Yulia. “Harga ikan terkadang
naik, namun syukur masih bisa tertutupi," tuturnya dalam kesempatan
tersebut.
Bukan hanya
berkeliling ataupun berdagang di rumah, Yulia berencana mengembangkan jangkauan
usahanya itu menjadi lebih luas lagi. Ke depannya ia berencana untuk mendaftarkan
pempek miliknya di aplikasi ojek daring untuk membantu menambah pemasukan.
Karena katanya saat hujan biasanya anak-anak tidak keluar rumah jadi dagangannya
sepi. Kalau melalui ojek menurutnya kemungkinan bisa tetap laku.
“Ibu Yulia juga
didorong oleh pendampingnya untuk menjual pempek mentah miliknya dengan
kemasan yang lebih menarik dengan merek ‘Empek-Empek Barokah’. Sehingga, ada
peluang untuk mengembangkan pasar penjualan. Hanya saja Ibu Yulia mengaku sekarang
masih kesulitan terkadang dengan melakukan pencatatan keuangan,” ujar Retno
Sulisetiyani selaku Koordinator Program ACT Kalimantan Selatan.
Harapan Yulia ke
depannya akan ada pelatihan mengenai pengemasan dan keuangan agar semakin
menyempurnakan laju perkembangan bisnisnya ini. Dan hal ini pula yang
diikhtiarkan oleh Global Wakaf – ACT. “Dalam setiap pendampingan, kita berusaha
agar bagaimana penerima manfaat bisa menemukan solusi dari masalah usahanya
ini. Kita berharap insyaallah ke depannya dapat membantu Ibu Yulia
menyelesaikan persoalannya,” harap Retno.
Selain monitoring kunjungan individu, penerima manfaat juga melakukan pengembalian cicilan pertama yaitu bulan November ini. Retno berharap hal ini dapat terus berlanjut serta meluas, khususnya di Kalimantan Selatan. “Karena bantuan yang kami berikan bukan hanya bantuan modal saja, tetapi juga pengembangan dari usaha itu sendiri. Sehingga, kebermanfaatan dari pemberdayaan dapat benar-benar dirasakan oleh penerima manfaat terutama di masa sulit ini. Kami turut mengajak para dermawan untuk semakin meluaskan kebermanfaatan dari program ini,” ajak Retno. []