
ACTNews, LEBAK –
Luapan air sungai setinggi 30-200 sentimeter merendam 150 rumah warga di Kecamatan
Cibeber dan 50 rumah di Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak. Akibatnya, ribuan
orang harus mengungsi. Kerugian materi sementara waktu belum dapat dipastikan.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) Lebak menyatakan, 5.000 orang terdampak bencana banjir bandang itu. “Sekitar
5.000 kepala keluarga terdampak bencana alam,” ungkap Kaprawi selaku Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak, sebagaimana dilaporkan
Kantor Berita Antara.
Meluapnya dua sungai di Kabupaten Lebak itu disebabkan
curah hujan tinggi yang mengguyur Kecamatan Bayah dan Kecamatan Cinsantayan
sejak Jumat (6/12) sore. Hujan deras juga memicu longsor di sejumlah titik.
Salah satunya, longsor terjadi menutupi wilayah Cipulus dan Ciusul di Kecamatan
Bayah. Longsor mengakibatkan tiga jembatan putus dan menutup akses menuju objek
wisata negeri di atas awan di Banten. Lima perahu nelayan hilang terbawa banjir di kampung nelayan Bayah Tugu, Kecamatan Bayah. Namun demikian, tidak ada korban jiwa
yang tercatat pada musibah ini.
Tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) Banten dan Masyarakat
Relawan Indonesia (MRI) telah berada di lokasi kejadian untuk merespons dan
memberikan bantuan tanggap darurat. “Kami membawa bantuan pangan, selimut,
makanan bayi, dan perlengkapan kebersihan, ungkap Sukma dari Tim Program ACT Banten.
Menurut Sukma, sejumlah bantuan masih dibutuhkan warga
untuk beberapa hari ke depan. Selain pangan, bantuan pakaian, peralatan ibadah,
dan sekolah juga dibutuhkan warga dan anak-anak melihat sejumlah masjid dan
sekolah ikut terdampak. Sejumlah alat berat juga dibutuhkan untuk membersihkan
material longsor yang menutupi jalan. []