
ACTNews, BALIKPAPAN – Sejak tahun 2000,
sebuah TPA berdiri di Masjid Tuanku Tunggang Parangan, Sepinggan, Balikpapan
Selatan, Balikpapan. Hingga hari ini, lembaga pendidikan Islam tersebut menjadi
tempat bagi 28 santri dari usia 6 tahun sampai SMP belajar. Mayoritas santri
dari kalangan keluarga prasejahtera serta yatim. Di sana, ilmu agama
dipelajari. Papan tulis dan Al-Qur’an usang karena pemakaian bertahun-tahun
menjadi alat belajar.
Di
pekan pertama Ramadan ini, tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) berkesempatan
bersilaturahmi ke TPA yang ada di Balikpapan tersebut. Jalan yang dilewati tak
selalu mulus, bahkan di beberapa titik, jalanan masih berupa tanah berlumpur
karena habis diguyur hujan. Hal ini membuat perjalanan agak terkendala, karena
beberapa kali ban kendaraan yang dibawa mengalami slip.
Di
sekitar Masjid Tuanku Tunggang Parangan, warga menetap dengan ekonomi yang
masih prasejahtera. Mayoritas pekerjaan mereka sebagai pekerja lepas, kuli
bangunan serta pedagang. Keadaan ini juga yang menjadi salah satu faktor
keuangan masjid kurang maksimal. Sehingga, renovasi dan pengadaan sarana untuk
masjid sulit terpenuhi.
Mengetahui kondisi ini
lah yang kemudian membawa ACT datang tak semata bersilaturahmi. Akan tetapi,
bantuan kemanusiaan berupa meja belajar untuk anak-anak TPA diserahkan.
Harapannya, bantuan fasilitas ini mampu mendorong semangat anak-anak mendalami
ilmu Islam.
“Terima kasih atas
bantuan untuk adik-adik santri di sini. Semoga apa yang diikhtiarkan bakal menjadi
ladang pahala untuk kita semua,” ungkap Ustaz Amin, Pengurus TPA Masjid Tuanku
Tunggang Parangan.
Dimas Bayu dari tim ACT
Kalimantan Timur mengatakan, hadirnya bantuan meja belajar ini amat berarti
bagi anak-anak di daerah seperti Balikpapan. Bantuan sekecil apapun begitu
berarti bagi mereka.
“Setiap orang bisa
mengambil peran terbaik untuk mendapingi pendidikan di seluruh penjuru
Nusantara,” kata Dimas.[]