
ACTNews, KOTA TASIKMALAYA – Isah yang mengurus
keempat anaknya setelah sang suami meninggal enam tahun lalu. Mereka tinggal
bersama di sebuah rumah di Kampung Cikaret, Kelurahan Setiawargi, Kecamatan
Tamasari, Kota Tasikmalaya.
Rumah tempat keluarga ini berteduh merupakan
rumah panggung semi permanen. Banyak bagian dari rumah yang berlantaikan kayu
tersebut, yang kini sudah rapuh termakan usia. Hujan sering merembes masuk
melalui atap yang bocor, sampai Isah dan keluarga harus berpindah-pindah agar
tak kebasahan. Belum lagi banyak lubang di dinding sehingga dapat dikatakan,
rumah ini tak lagi cukup layak untuk mereka tinggali.
Isah tentu memiliki keinginan untuk
merenovasi rumah. Tetapi saat ini ia masih harus memprioritaskan pendapatan
untuk kebutuhan harian. Isah bekerja sebagai buruh dengan dengan penghasilan
kurang lebih Rp10 ribu setiap kali melakukan pekerjaan.
“Itu pun terkadang
dibayar dengan 1 kilogram beras saja, yang akan ia gunakan untuk kebutuhan
sehari-hari. Termasuk menyekolahkan anaknya yang kedua yang masih duduk di
bangku SMP,” cerita Fauzi Ridwan dari Tim Program Aksi Cepat Tanggap (ACT)
Tasikmalaya pada Sabtu (23/10/2021).
Dengan kondisi demikian, Isah juga masih
harus mengurus orang tuanya yang sedang menderita sakit. Berbagai ujian ini tak
ia keluhkan, melainkan tetap menjalaninya sebaik mungkin. “Termasuk ujian dan
amanat menjadi orang tua tunggal bagi anak-anaknya yang yatim, dan juga
berbakti kepada ibunya sebagai orang tua yang tinggal satu-satunya,” jelas
Fauzi.
ACT Tasikmalaya bersama seorang dermawan dari Kota Tasikmalaya kini membantu mewujudkan rumah layak huni bagi Isah. (ACTNews/Al Azzam)
Melihat perjuangan Isah dan kondisi
keluarganya saat ini, ACT Tasikmalaya bersama dengan seorang dermawan asal Kota
Tasikmalaya, berkolaborasi merenovasi rumah Ibu Isah menjadi layak. Pembangunan
ini disambut baik dan penuh haru oleh Isah.
“Saya tidak menyangka kalo ada orang baik yang akan membangunkan rumah. Kalo dahulu (rumah sebelumnya) banyak bilik yang bolong, atap juga sering bocor, kalau hujan harus pindah ke tempat yang sekiranya tidak kebasahan. Alhamdulillah sekarang direnovasi menjadi permanen dan layak,” tutur Isah. Tak lupa ia memberikan doa untuk dermawan dan Tim ACT Tasikmalaya atas pembangunan ini. []