ACTNews, BEKASI – Meriah
sambutan santri di Pondok Pesantren Nuu Waar Al Fatih Kaffah Nusantara binaan
Ustaz Fadlan Garamatan di Kecamatan Setu, Bekasi, Rabu (23/10) lalu. Mereka
berkumpul di salah satu bangunan di dalam kompleks pesantren untuk menyaksikan
serah terima bantuan 1 ton beras dari Aksi Cepat Tanggap (ACT).
Bantuan
beras ini merupakan program ACT untuk pesantren yaitu Beras untuk Santri
Indonesia atau BERISI. Program ini akan berjalan secara reguler, bukan hanya
bertepatan dengan Hari Santri Nasional saja. “Ini jadi program reguler ACT,”
ungkap Direktur Program ACT Wahyu Novyan, Rabu (23/10).
Hingga akhir Oktober ini, sudah beberapa pesantren yang tersebar di beberapa pulau besar di Indonesia yang telah menerima bantuan beras dari program BERISI. Dalam jangka panjang, program ini tak hanya sebagai pemenuh kebutuhan pangan santri saja, tapi juga sebagai titik awal bangkitnya ketahanan pangan dari pesantren.
Wahyu mengatakan, ribuan pesantren di Indonesia banyak yang masih kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pangan para santrinya. Para santri tak jarang menahan rasa lapar demi bertahan dan menuntut ilmu di pesantren. Di sisi lain, tak sedikit juga pesantren yang memiliki lahan cukup luas, namun pemanfaatannya kurang maksimal.
Kegiatan di LPW Blora pada Oktober 2018 lalu. Padi yang dipanen akan dikirim untuk pengungsi gempa bumi, tsunami dan likuefaksi di Sulawesi Tengah. (ACTNews)
“Selain
pemberian bantuan beras ini, nantinya jika terjalin kerja sama lebih lanjut
antara ACT dan pesantren, akan dibuatkan program berbasis wakaf di pesantren.
Tentunya wakaf produktif yang akan dijalankan,” imbuh Wahyu.
Hingga
saat ini, ACT melalui Global Wakaf telah mengelola lahan-lahan wakaf produktif
dari masyarakat. Sebut saja Lumpung Pangan Wakaf di Blora, Jawa Tengah dan
Lumbung Ternak Wakaf di Tasikmalaya. Lumbung-lumbung ini merupakan bentuk pengelolaan dana wakaf yang disalurkan melalui Global Wakaf-ACT, yang hasilnya akan dikembalikan ke
masyarakat.
Dalam
jangka panjang, nantinya ACT melalui Global Wakaf akan melakukan pendampingan
terhadap pesantren untuk membangun LPW ataupun LTW di lingkungan pesantren.
Wahyu menegaskan, cara ini dilakukan untuk membangun ketahanan pangan, paling
tidak untuk pesantren itu sendiri. “Kita akan mulai ketahanan pangan bagi
pesantren itu sendiri dengan memanfaatkan wakaf produktif,” jelas Wahyu.
Hingga
saat ini, program BERISI terus berjalan dengan melakukan pendistribusian beras di
berbagai daerah. Akhir pekan kemarin, beberapa pesantren prasejahtera di Banten
mendapatkan pasokan beras masing-masing 1 ton. Harapannya, program BERISI ini dapat menjadi pelecut semangat bagi pesantren untuk dapat
memenuhi kebutuhan pangan santrinya mayoritas berlatar belakang dari keluarga
prasejahtera.[]