ACTNews, JAKARTA –
Satu per satu pengunjung Blok B Pasar Tanah Abang, Jakarta memenuhi saf Masjid
Fatahillah yang ada di puncak gedung. Setiba di masjid, jemaah segera berwudu
untuk menjalankan ibadah salat zuhur, Sabtu (19/9). Biasanya, di akhir pekan
jumlah jemaah lebih banyak, karena di hari itu lah para pengunjung yang
merupakan pedagang dan pembeli barang tekstil datang ke Tanah Abang.
Masjid
yang diresmikan pada Juli 2018 lalu itu kini memenuhi fungsinya sebagai masjid.
Selain itu, pada 2020, kehadiran masjid di atap Blok B itu pun bertambah
fungsinya. Aksi Cepat Tanggap dan Global Wakaf pada tahun ini menjalin
kolaborasi untuk menjadikan Masjid Fatahillah sebagai basis awal peningkatan
perekonomian serta kebutuhan pangan masyarakat. Hadirnya kolaborasi ini pun
disambut baik oleh dewan kemakmuran masjid.
Ustaz
Yasril Umar dari perwakilan DMK Masjid Fatahillah mengungkapkan, di hari-hari
normal, masjid menggelar kegiatan salat wajib serta kajian bakda salat. Masjid
pun menerima dana sedekah dari jemaah untuk nantinya disalurkan untuk kegiatan
baik. Sayang, pandemi datang di Maret 2020 dan beberapa pekan kemudian masjid
ditutup mengikuti ditutupnya Pasar Tanah Abang karena Pembatasan Sosial Skala
Besar Jilid 1. “Selama PSBB lalu, masjid ikut tutup. Tapi pihak DMK enggak
menutup komunikasi dengan jamaah,” jelas Yasril, Sabtu (19/9).
Namun, sejak kolaborasi pihak masjid dengan Global Wakaf dan ACT, masjid ini pun menambah kegiatannya dengan aksi-aksi kebaikan, yaitu pembagian pangan melalui program Lumbung Sedekah Pangan serta penyaluran modal dari program Wakaf Modal Usaha Mikro. Dua aksi ini pun disambut baik pihak masjid dan jemaah yang berasal dari pengunjung Pasar Tanah Abang serta warga sekitarnya.
Masjid Fatahillah yang berada di puncak gedung Blok B Pasar Tanah Abang. Masjid ini diresmikan pada Juli 2018 lalu. (ACTNews/Eko Ramdani)
Sri
Mulyani, pedagang makan siap santap yang juga penerima pangan dari Lumbung Sedekah Pangan, mengatakan, adanya pembagian pangan berbasis masjid ini sangat baik. Pasalnya,
selama pandemi, kebutuhan pangan menjadi sangat mendesak untuk dipenuhi. Di
tengah menurunnya pendapatan akibat pembatasan sosial, Sri pun mengaku sulit
untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarganya. “Dari Maret (awal Covid-19
dinyatakan masuk ke Indonesia) itu dagangan saya mulai sepi pembeli, pendapatan
juga turun drastis. Ekonomi jadi turun, ngaruh
ke semua hal jadinya,” ungkap Sri yang juga penerima bantuan modal usaha dari dana
wakaf Global Wakaf, Sabtu (19/9).
Fuad
Mursidi dari Tim Program ACT Jakarta Pusat mengatakan, kolaborasi ACT dengan
Masjid Fatahillah dijalin atas dasar tujuan kebaikan. Nantinya, masjid yang
berada di puncak gedung Blok B Pasar Tanah Abang akan menjadi basis awal pengembangan
ekonomi masyarakat, salah satunya permodalan untuk usaha skala kecil di sekitar
masjid.
“Untuk
permodalan dari dana wakaf, pihak masjid akan memberikan rekomendasi nama
penerima manfaat. Setelah itu, tim Global Wakaf akan melanjutkannya untuk
asesmen, implementasi, hingga pendampingan,” jelas Fuad.
Meningkatkan
kesejahteraan serta memaksimalkan peran masjid pun terus diluaskan ACT dan
Global Wakaf. Selain di ibu kota, masjid-masjid di berbagai daerah pun mulai
menjalin kolaborasi untuk kebaikan ini. Harapannya, perekonomian masyarakat
akan meningkat seiring dengan ramainya masjid sebagai pusat peradaban.[]