
ACTNews, JAKARTA – Masito, itulah namanya.
Seorang dai berumur 48 tahun yang selalu ikhlas dalam memberikan ilmunya. Ia
tinggal di sebuah rumah sederhana di pedalaman Kota Jakarta, peninggalan orang tuanya
yang telah tiada. Ia sudah menjadi dai sekitar lima tahun lamanya. Banyak hal yang ia
ajarkan, mulai dari ilmu fikih, Alquran, dan Bahasa Arab.
Ia tinggal
berdua saja dengan suaminya yang bekerja sebagai fotografer pernikahan. Tetapi
ketika acara pernikahan pun kini tak bisa dilangsungkan seperti biasa karena
menghindari kerumunan, jasa fotografer pernikahan menurun sangat drastis, bahkan hampir tidak
ada. Sekarang sang suami hanya menjadi pekerja serabutan yang belum tentu
menutupi segala kebutuhan sehari-hari.
“Kebutuhan
sehari-harinya selain bertumpu pada penghasilan mengajar, juga ditanggung oleh
sang suami yang bekerja serabutan. Bu Masito sendiri sebenarnya sebelumnya
mengajar di sebuah sekolah. Namun karena penyakit yang diderita, beliau tak
lagi bisa mengajar rutin di sekolah,” jelas Gamal Naser dari Tim Program Aksi
Cepat Tanggap (ACT) Jakarta Barat.
Masito ketika sedang berdiskusi dengan Tim ACT Jakarta Barat. (ACTNews)
Kendati kendala
ekonomi ia hadapi, bukan berarti ia tak senang dengan kegiatan mengajarnya
kini. Masito masih aktif mengajar dari bada asar hingga terbenamnya matahari.
Di samping itu, ia juga aktif dalam kegiatan pengajian yang kerap
diselenggarakan ibu-ibu di daerahnya tinggal di Jakarta Barat.
“Banyak
kesan-kesan yang beliau dapat selama 5 tahun mengajar dari murid yang rajin dan
ada juga yang bandel, namun Bu Masito tetap menerima itu semua karena ketulusannya
dalam mengajar. Harapan beliau semoga pandemi ini cepat berlalu dan
perekonomian kembali normal,” kata Gamal.
Atas
dedikasinya, Global Zakat – ACT memberikan Masito apresiasi berupa bantuan
biaya hidup melalui program Sahabat Dai Indonesia pada Rabu (9/12) lalu. “Harapan
kita semakin banyak para guru maupun dai yang terbantu melalui program ini,
khususnya di Ibukota. Kami juga mengajak para dermawan untuk selalu mendukung
aksi-aksi kami untuk membersamai perjuangan para pendidik,” ajak Gamal.
Begitu juga dengan harapan Masito. Selain berterima kasih, ia berharap program ini dapat dirasakan pula manfaatnya oleh tenaga pendidik lainnya. “Harapan kami semoga orang-orang seperti kami, dengan adanya program ini bisa terbantu. Dan kami doakan semoga Global Zakat – ACT semakin sukses, jaya dan berkah,” harapnya. []