
ACTNews, JAKARTA – Semenjak pandemi mendera, Usaha
Mikro Kecil dan Menengah digadang menjadi salah satu tulang punggung bagi
perekonomian bangsa. Untuk memastikan mereka bertahan, banyak bantuan yang
kemudian menyasar UMKM di negeri ini, salah satunya melalui Global Wakaf – ACT.
Semenjak
peluncurannya pada Agustus lalu, program Wakaf Modal Usaha Mikro telah memberdayakan
lebih dari 1.200 penerima manfaat melalui dana wakaf per November ini untuk
bermacam-macam jenis usaha. “Kebanyakan dari mereka adalah produsen pangan yang
mempertahankan usahanya di tengah pandemi. Ada lebih dari 500 produsen pangan
yang kita sasar di 23 provinsi di Indonesia,” ungkap Wahyu Nur Alim dari Tim
Global Wakaf – ACT pada Kamis (19/11).
Kunira salah
satunya. Sudah tiga tahun ia berprofesi sebagai pedagang makanan siap santap.
Hal ini dilakukan demi membantu perekonomian keluarganya. Namun, istri dari
suami yang berprofesi sebagai nelayan di utara Jakarta ini merasa tahun 2020,
dengan hadirnya pandemi Covid-19, menjadi ujian terberatnya selama menjadi
pengusaha skala kecil.
“Dapat uangnya
juga berkurang. Biasanya sampai 500 atau 600 ribu (rupiah) sekarang 300 ribu
saja susah. Padahal modalnya bisa sampai 500 ribu sekali masak,” jelasnya
kepada tim ACTNews.
Kunira saat membungkus makanan olahannya. Perempuan yang sudah tiga tahun berjualan makakan siap santap ini merasakan penurunan pendapatan sejak pandemi melanda. (ACTNews/Reza Mardhani)
Pendapatan yang
berkurang dari usaha Kunira ini pun diiringi dengan meningkatnya kebutuhan
hidup selama pandemi, khususnya untuk pendidikan anak. Kunira dan Sutaka (46),
suami Kunira, dikaruniai empat anak yang dua di antaranya masih duduk di kursi
sekolah. Mereka saat ini sedang menjalani pendidikan jarak jauh dan membutuhkan
kuota internet. Kondisi ini membuat Kunira dan suaminya harus mengeluarkan uang
tambahan.
Sutaka, suami
Kunira, sendiri merupakan seorang nelayan di laut utara Jakarta. Pendapatannya
tak menentu, sesuai dengan ikan yang ia peroleh. Selama pandemi ini pun,
pengaruh dirasakan Sutaka. Pembeli ikannya berkurang. Belum lagi saat ini ia
sedang sakit dan memaksanya tak dapat melaut. Jika demikian, maka, dagangan
Kunira lah satu-satunya pemasukan bagi keluarga mereka.
Hadirnya akses
modal dari Global Wakaf – ACT ia sambut dengan bahagia. Pasalnya,
permodalan memang menjadi hal yang mendesak untuk dipenuhi, khususnya untuk
mendukung usaha makanan siap santapnya. “Modalnya nanti mau digunakan buat beli
bahan masakan warung, tapi enggak
eceran. Soalnya selama ini beli bahan bakunya eceran. Kalau eceran kan harganya
jelas lebih mahal,” jelas Kunira.
Sementara penyaluran modal dari Wakaf Modal Usaha Mikro terus berlanjut, Wahyu mengajak para dermawan untuk semakin meluaskan manfaat dari program ini. “Terutama kepada mereka yang memang harus mempertahankan usahanya di masa-masa sulit ini. Bantuan dapat disalurkan melalui laman Indonesia Dermawan,” pungkas Wahyu. []