
ACTNews, HALMAHERA UTARA – Gempa bermagnitudo
5,2 guncang wilayah Galela Utara, Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku
Utara, pada Senin (18/4/2022) pukul 10.04 WIB. Akibat gempa ini sejumlah
bangunan mengalami kerusakan.
Data BMKG, episenter gempa bumi terletak
pada koordinat 1,97° LU ; 127,83° BT, atau tepatnya berlokasi di darat wilayah
Galela Utara, Halmahera Utara, Maluku Utara pada kedalaman 10 km.
Menurut Koordinator Bidang Mitigasi
Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa
dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Laut Maluku ke bawah Halmahera. Gempa
tidak berpotensi tsunami.
"Hasil analisis mekanisme sumber
menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme kombinasi pergerakan geser dan naik
(oblique thrust). Gempa ini dirasakan cukup kuat di Galela dalam skala
intensitas IV MMI yang menyebabkan banyak warga berlarian ke luar rumah untuk
menyelamatkan diri. Sedangkan di Tobelo guncangan dirasakan dalam skala
intensitas II-III MMI," tulis Daryono di akun Twitternya @DaryonoBMKG,
Senin (18/4/2022).
Data BNPB akibat gempa tersebut, sebanyak
69 unit rumah rusak berat, 32 lainnya rusak ringan dan 1 tempat ibadah rusak
berat. BPBD Kabupaten Halmahera Utara mencatat bahwa cakupan wilayah yang
terdampak meliputi Desa Ngidiho dan Desa Dokulamo di Kecamatan Galela Barat
serta Desa Towara, Desa Baratu, dan Desa Simau di Kecamatan Galela.
Mengenal Lempeng
Laut Maluku
Lempeng Laut Maluku merupakan zona subduksi
ganda yang terbentuk akibat pertemuan tiga lempeng tektonik utama di dunia,
yaitu Lempeng Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Laut Filipina. Interaksi
antar lempeng tektonik tersebut menghasilkan pelepasan energi yang menyebabkan
terjadinya gempa bumi.
Pergerakan dari lempeng laut Filipina di
timur, pada zona Halmahera dengan kecepatan laju penunjamannya 6,7 cm/tahun.
Sementara di sebelah barat lempeng eurasia menekan ke timur dengan laju 1,7
cm/tahun pada zona Sangihe.
Peta Lempeng Laut Maluku. (Dongeng Geologi)
Pusat Studi Gempa Nasional menjelaskan, zona penunjaman antara lempeng Laut Maluku ke timur di bawah Busur Halmahera dan ke barat di bawah Busur Sangihe. Zona ini berbentuk huruf U terbalik menyebabkan terjadinya deretan gunung berapi aktif di sebelah barat Laut Maluku yakni Sangihe dan di sebelah timur Laut Maluku atau di Halmahera.
Salah satu gempa kuat yang disebabkan
Lempeng Laut Maluku pernah terjadi pada Kamis (14/11/2019) malam, pukul 23.17
WIB. Di mana Maluku Utara diguncang gempa intraslab berkekuatan 7,1 magnitudo. Zona
gempa magnitudo 7,1 Laut Maluku tersebut terletak di antara Busur Sangihe dan
Halmahera, membentang dari arah utara ke selatan, dan didasari oleh zona
subduksi ganda (double subduction) yang menukik ke bawah Pulau Halmahera di
sebelah timur, dan ke bawah Busur Sangihe di sebelah barat.
"Secara umum wilayah Laut Maluku
merupakan zona rawan gempa bumi dan tsunami karena banyak lempengan
aktif," ujar Daryono.[]