ACTNews, KULON PROGO –
Air deras mengalir di irigasi yang melintas di Desa Banjarasri, Kecamatan
Kalibawang, Kulon Progo, Agustus 2019 lalu. Padahal di bulan tersebut sedang
musim kemarau. Wilayah lain di DI Yogyakarta dan sebagian besar Nusantara
dilanda kemarau panjang. Namun tidak dengan Banjarasri.
Pemandangan
pegunungan menghampar, terlihat jelas tiap cerah di Banjarasri. Desa itu dihuni
lebih kurang 1.200 keluarga atau 4.300 jiwa. Akan tetapi, muslim di sana hanya
30 persennya saja. Bangunan ibadah seperti masjid atau langgar sangat jarang.
Sarjono, salah satu tokoh warga Banjarasri, mengatakan bahwa dari 17 dusun di Banjarasri,
hanya ada 9 tempat ibadah umat muslim yang berdiri.
Kondisi
muslim yang menjadi minoritas itu juga yang membuat tiap kali Iduladha, tak
selalu warga Banjarasri bisa menikmati dagingnya. Selain karena menjadi
minoritas, keadaan ekonomi yang masih prasejahtera menambah faktor sepinya
hewan kurban di sana. Mayoritas muslim di Banjarasri
berprofesi sebagai buruh tani berpenghasilan rendah. “Muslim di sini minoritas, keadaan ekonomi mereka juga lemah.
Hari Raya Kurban seperti ini kalau enggak ada
bantuan dari luar desa ya mungkin warga juga enggak bisa makan daging,” tutur Sarjono Agustus 2019 lalu saat
ditemui tim ACTNews.
Pada
Agustus 2019 lalu, dalam kesempatan Iduladha, Global Qurban - ACT membawa 95 kambing untuk disembelih dan dagingnya didistribusikan ke
warga Banjarasri. Pemotongan dilaksanakan tepat di hari raya. Selepas
melaksanakan salat Iduladha, warga berbondong ke Balai Desa Banjarasri sebagai
tempat pemotongan hewan kurban. Pemotongan berjalan cepat karena keterlibatan tim Masyarakat Relawan Indonesia dan warga setempat. Ratusan paket daging kurban
tersedia yang kemudian dibagikan ke warga Banjarasri, tak hanya ke umat muslim
di sana, tapi juga merata ke masyarakat prasejahtera.
Kharis
Pradana dari tim Global Qurban - ACT pada Agustus lalu mengatakan, seluruh
kota/kabupaten di DI Yogyakarta mendapatkan distribusi daging kurban. Daging-daging
tersebut didistribuskan ke warga prasejahtera serta mereka yang sedang dilanda
bencana kekeringan.
“Hewan kurban ini merupakan milik pekurban yang menyalurkannya ke Global Qurban - ACT. Selain memenuhi kebutuhan pangan bagi warga prasejahtera dan terdampak bencana, daging yang didistribusikan juga sebagai medium dakwah ke desa-desa yang dihuni muslim sebagai minoritas. Tepat sasaran, inilah yang terus kami upayakan dalam menebar kebaikan kurban dari masyarakat Indonesia untuk saudara-saudara kita yang membutuhkan,” jelas Kharis.[]