
ACTNews, BEKASI – Di tengah
kondisi yang serba sulit, mencari keuntungan dari usaha yang dijalani menjadi
suatu kewajaran. Namun, berbeda dengan kisah seorang ibu dari Jatiasih yang
ditemui oleh Tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) dan Masyarakat Relawan Indonesia MRI)
Kota Bekasi.
Bukan hal mudah
memang bagi Miot (56) untuk berjuang menghidupi diri sendiri tanpa adanya
kehadiran keluarga terutama sang suami yang telah lama meninggal dunia. Saat
ini, kondisi tubuhnya juga semakin sulit karena sudah lama tidak bisa lagi
berjalan normal akibat sakit.
Guna menopang
kehidupan sehari-hari, Miot membuka usaha warung sayur di rumahnya. Usaha ini
ia jadikan satu-satunya cara untuk menafkahi dirinya yang tinggal sebatang kara,
di rumahnya yang terletak di Kampung Padurenan, Jatiasih.
Berbeda dari
pedagang lain, warungnya ini menerapkan konsep kejujuran. Di mana setiap pembeli
yang datang boleh meletakkan sendiri uang belanjanya serta mengambil sendiri
uang kembalian. “Ya keuntungan tidak menentu, kadang hanya Rp500, malah pernah
tidak dapat sama sekali,” kata Miot kepada Tim ACT Kota Bekasi pada Jumat
(8/10/2021) lalu.
Miot mengaku,
salah satu prinsip yang selalu ia pegang hingga saat ini ialah bagaimana caranya
untuk tetap hidup dan menghidupi tanpa harus menyusahkan orang lain. Ia pun mengaku
senantiasa selalu bersyukur dengan apa yang ada.
Guna menopang
Miot berkegiatan, tim ACT - MRI Kota Bekasi bekerjasama dengan Pekerja Sosial
Masyarakat (PSM) Jatiasih, mengantarkan amanah berupa kursi roda melalui
penggalangan donasi alat bantu difabel dan lansia produktif di Bekasi.
“Insyaallah kami
akan terus meluaskan manfaat program kursi roda dan alat bantu lainnya sehingga
semakin banyak saudara kita dari disabilitas yang produktif bisa berkegiatan
dengan lancar dan tanpa kendala,” kata Ihsan dari Tim Program ACT. []