
ACTNews, ADEN,
SANA’A – Klakson saling bersahutan di titik pemeriksaan Qahaza, Yaman. Selain petugas
keamanan yang sibuk memeriksa, Rammah al Misraa juga tengah kerepotan dari satu
mobil ke mobil lain. Relawan perawat itu hanya bekerja dengan segelintir petugas
kesehatan saat memeriksa ribuan pelintas yang keluar masuk perbatasan.
“Kami kehabisan
baterai,” kata Ramaah memeriksa termometer infra merahnya, sebagaimana
dilaporkan Vice. Ramaah lantas
bergegas dari mobil yang baru saja ia periksa.
Pemeriksaan suhu
tubuh di titik pemeriksaan menjadi langkah yang dilakukan Yaman untuk
mendeteksi penyebaran Covid-19. Langkah itu menjadi sebuah langkah kecil. Pasalnya, tidak ada fasilitas yang dapat membantu petugas kesehatan Yaman
mendeteksi penyebaran virus tersebut.
“Kalau pun Covid-19 merebak di Yaman, keadaan kami tidak memungkinkan menghitung jumlah pasien seperti negara-negara lain. Bahkan ketika virus menginfeksi lingkungan tempat tinggal saya, saya harus bergerak dan melindungi orang-orang. Sebab, itu pekerjaan dan tanggung jawab saya,” cerita Rammah al Misraa kepada Vice.
Melansir Middleeasteye, ketidakpastian data
kematian akibat Covid-19 di Yaman disebabkan beberapa faktor, yakni kurangnya pengujian, kurangnya transparansi catatan,
dan meningkatnya prevalensi penyakit lain seperti chikungunya, kolera, dan
demam berdarah yang disebabkan banjir besar pada April lalu.
Pada 21 Mei, Komite
Nasional Yaman untuk Covid-19 merekam 29 data kematian dari 180 kasus
terkonfirmasi di Yaman bagian selatan. Sedangkan, Kementerian Pencatatan Sipil
Yaman mendata 623 kematian dengan alasan
tidak diketahui sejak awal Mei.
Sebagian besar
rumah sakit swasta dan pemerintah di Aden pun menutup akses dari pasien
berpotensi Covid-19. Hanya di Rumah sakit Al Amal, yang sebagian dikelola oleh
Dokter Lintas Batas, dan rumah sakit Al Jumhuriya, yang masih menerima pasien
dengan gejala Covid-19.
Zoha Hadid, dokter
di Rumah Sakit Al Amal itu berlapang hati. Menurut Hadid, sebagai dokter,
pasien-pasien di rumah sakit tempat ia mengabdi adalah tanggung jawabnya. “Ini
tanggung jawab saya untuk merawat pasien meskipun dalam kelangkaan
perlengkapan,” kata hadid kepada Middle
East Eye.[]