
ACTNews,
TASIKMALAYA
– Kasus demam berdarah (DBD) terus ditemukan sepanjang tahun ini. Tak
terkecuali di Tasikmalaya. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya
per 6 Februari, sejak awal tahun 2022 telah ditemukan 328 kasus DBD. Bahkan di
tahun 2021 lalu, Kota Tasikmalaya masuk dalam 10 besar nasional wilayah dengan
kasus kematian paling banyak karena DBD. Fakta tersebut sudah sepatutnya
menjadi perhatian kita semua agar lebih menjaga kebersihan lingkungan dan
mencegah kemungkinan adanya kasus baru.
Menindaklanjuti
kondisi tersebut, tim Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Tasikmalaya menggelar
sosialisasi bahaya demam berdarah di lingkungan Kampung Rahayu 1, Kelurahan
Sukahurip, Kecamatan Tamansari, awal Maret ini. Acara
tersebut dilakukan oleh tim MRI Klaster Medis yang tergabung dalam Masyarakat
Hidup Sehat (MAHAT). Kegiatan ini melibatkan puluhan warga sekitar sebagai
peserta.
Yenyen Apriani, Ketua MRI Klaster Medis, mengatakan, sosialisasi serta
edukasi ini merupakan kegiatan rutin setiap bulan di lokasi-lokasi yang telah ditentukan
sebelumnya.
“Kami menggelar kegiatan ini di wilayah yang berpotensi terdapat kasus
demam berdarah. Harapan besar dengan adanya pertemuan ini mampu menumbuhkan
kesadaran dan pemahaman masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan
lingkungan dan bahaya demam berdarah,” jelas Yenyen, Rabu (2/3/2022).
Selain sosialisasi bahaya demam berdarah, MRI juga mendistribusikan beras
gratis, mukena serta cairan pembersih tangah untuk warga setempat yang
membutuhkan.[]