
ACTNews, ULGII – Waktu hampir tengah malam di Provinsi Bayan Ulgi,
Mongolia. Di saat itulah suhu minus sampai pada tingkatan ekstrem, seperti
Sabtu (4/1) ini, pengukur suhu udara digital menunjukkan angka -23 derajat
Celsius.
Keadaan itulah yang membuat Aksi Cepat Tanggap
berikhtiar rutin mendukung bantuan bahan bakar bagi penduduk prasejahtera di
Bayan Ulgii. “Kali ini kami menunaikan bantuan batu bara untuk masjid dan
keluarga muslim yang kurang mampu di Mongolia,” jelas Sucita Ramadinda dari tim Global
Humanity Response (GHR) – Aksi Cepat Tanggap. Bantuan bahan bakar didistribusikan
pada akhir Desember 2019 lalu, yakni Rabu (25/12) sampai Selasa (31/12). Bahan bakar
diperuntukkan bagi 100 kepala keluarga dan satu masjid di provinsi yang
terletak di bagian barat negara itu
Harga bahan bakar bisa amat berarti bagi keluarga
prasejahtera di Mongolia. Belum lagi, ketika mereka membutuhkannya dalam jumlah
yang amat banyak. Mereka harus membuat perapian tetap menyala karena suhu yang
amat mencekam. “Mereka adalah penduduk muslim Mongolia yang hidup di bawah
garis kemiskinan,” tambah Sucita.
Suhu memang bisa menjadi ancaman di tengah musim dingin yang indah di Mongolia. Pasalnya, udara dapat membeku hingga minus 23 derajat Celsius pada Desember, sedangkan pada April-Mei ini, suhu terendah bisa mencapai minus 13 derajat Celsius. Di Provinsi Bayan Olgii, yang mana mayoritas penduduknya adalah Muslim, batu bara menjadi kebutuhan utama masyarakat.[]