
ACTNews, DURI – Pandemi
Covid-19 telah menyebabkan tingkat pengangguran, kemiskinan, dan ketimpangan
sosial melonjak. Meski pada Mei 2022 ini pandemi telah melandai, namun
perekonomian masyarakat cenderung belum mengalami perkembangan yang signifikan.
Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS)
pada pekan lalu, tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 5,01 persen pada kuartal
pertama 2022. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui, angka tersebut
menandakan situasi ekonomi Indonesia belum sepenuhnya sembuh dari dampak
pandemi Covid-19, meski sudah mulai membaik.
Selain itu, ia juga menyebut ada tantangan baru yang harus
dihadapi yakni inflasi yang terjadi di seluruh dunia. Sri Mulyani mengatakan,
hal itu disebabkan oleh permintaan komoditas yang melonjak menyusul pulihnya
ekonomi di negara-negara maju yang tidak diikuti ketersediaan pasokan.
Indonesia sendiri, menurut BPS, mengalami inflasi sebesar hampir 3,5 persen. Inflasi ini akan mendorong adanya kebijakan moneter dengan menaikkan suku bunga yang akan mengerem pemulihan ekonomi. Belum lagi fakta bahwa konflik Rusia-Ukraina yang menyebabkan kenaikan harga bahan bakar dan beberapa jenis pangan utama.
Hal ini cukup berdampak pada para pelaku usah kecil di
Indonesia. Banyak dari mereka kesulitan bangkit dari keterpurukan akibat sulitnya
mengembangkan usaha saat pandemi. Seperti yang menimpa Leni Rafika yang
memiliki usaha warung kelontong di Kota Duri, Riau. Kepada tim Aksi Cepat
Tanggap (ACT), Leni menceritakan kesulitan memulai kembali usahanya yang sempat
terpuruk saat pandemi.
"Harga barang yang naik,membuat uang yang saya miliki jauh dari cukup untuk digunakan sebagai modal usaha," keluh Leni.
Seorang pelaku usaha kecil lainnya di Kota Duri, Mardianis yang merupakan pedagang sayur keliling, mengaku dagangannya saat ini cenderung sepi pembeli.
"Hasil
keuntungan yang saya dapat terkadang terlalu sedikit untuk dapat dijadikan modal berjualan di
esok hari," papar Mardianis.
Merespon hal ini, tim Global Wakaf-ACT memberikan bantuan ke
Leni dan Mardianis serta sejumlah pelaku usaha kecil lainnya di Kota Duri. Bantuan
diberikan melalui program Wakaf Modal Usaha Mikro Indonesia (WMUMI).
"Bantuan mulai diberikan sejak akhir April lalu. Sudah
5 pedagang kecil yang kami sambangi sebulan terakhir ini, dari mulai tukang
sayur, pemilik warung kelontong, hingga penjual makanan ringan. Insyaallah,
bantuan modal ini dapat membantu mereka bangkit untuk kembali mengembangkan
usahanya," ujar Fatiyah Azizah dari Tim Global Wakaf-ACT,
Selasa (17/5/2022). []