
ACTNews, SERANG – Ustaz A.
Faozi mendirikan Pondok Pesantren Al Raudlah di Kampung Sidadung, Desa
Sindangmandi, Kecamatan Baros, Kabupaten Serang, Banten, pada tahun 1950.
Pendirian pondok ini dilandaskan rasa keprihatinan kepada masyarakat saat itu
sebab banyak masyarakat yang belum dapat memfasilitasi anak-anak mereka
mendapatkan pendidikan karena ekonomi yang belum memadai.
Saat ini Pesantren Al Raudhlah terus
berkembang. Dengan dana pribadi pondok dan kerelaan dari para alumni, pesantren
mampi mendidik 42 santri putra dan 53 santri putri yang bermukim. Sementara murid
MI, Mts, dan MA sebanyak 450 orang.
“Sampai sekarang, tujuan pondok untuk mendidik
anak-anak dari kalangan prasejahtera masih terus dipertahankan. Sebanyak 70%
santri berasal dari keluarga kurang mampu dan memenuhi bekal mereka sendiri,”
jelas Sukma Jayalaksana dari Tim Program Global Wakaf-ACT Banten pada Rabu
(28/7/2021) lalu.
Untuk kebutuhan air, para santri memanfaatkan
dari penampungan air hujan. Tetapi jelas di musim kemarau, penampungan ini
tidak dapat dimaksimalkan. “Akhirnya para santri mengambil air dari sumber
utama di desa ini, yakni Situ Rampones. Sumber air ini tidak terdampak selama
musim kemarau, tapi jaraknya cukup jauh. Sekitar 1,5 kilometer dengan jalan
yang menuruni bukit,” kata Sukma.
Untuk mempermudah akses air, Global Wakaf-ACT
membangun pipanisasi dari sumber mata air Situ Rampones. “Pipanisasi ini diharapkan menjadi sumber air baru
bagi santri. Sebab pengeboran mata air sulit dilakukan
mempertimbangkan kondisi tanah yang berbatu cadas,” harap Sukma.
Selain pipanisasi, Global Wakaf-ACT juga
merenovasi MCK para santri menjadi lebih baik dari sebelumnya. Haweli salah
seorang santri, bersyukur dengan pembangunan yang dilakukan Global Wakaf-ACT.
“Sekarang sudah ada sumur, mau mandi jadi
gampang. Sebelumnya mah, sulit kalua mau mandi itu. Terima kasih Global
Wakaf-ACT dan para dermawan yang sudah memberi sumur ini. Semoga diberkahi
segala urusannya,” ungkapnya. []