
ACTNews, JAKARTA – Hiruk-pikuk 2020 segera berakhir. Masyarakat sepanjang tahun mencoba bertahan di waktu yang sulit ini, terutama karena hadirnya virus corona. Untuk itu, Global Wakaf – ACT terus hadir untuk membantu masyarakat bertahan dengan membantu mendorong produktivitas hingga memberdayakan mereka di berbagai sisi.
Salah satunya lewat masifnya maslahat Air Minum Wakaf yang dapat dirasakan pada tahun 2020 ini. Hasilnya selama Januari hingga Desember, 1,2 juta jiwa merasakan manfaat dari hadirnya air ini. “Sebaran kita saat ini adalah masjid serta pesantren-pesantren yang ada di 20 kota dan kabupaten seluruh Indonesia. Hampir seribu aksi kita lakukan pada tahun ini untuk menjangkau mereka yang membutuhkan air siap konsumsi,” ungkap Koordinator Air Minum Wakaf Mohammad Jakfar.
Wakaf para dermawan tidak hanya bergerak untuk
air siap konsumsi di masyarakat, tetapi juga menghadirkan air bersih untuk
kebutuhan sanitasinya. Melalui Sumur Wakaf sejak awal Januari sampai 17
Desember lalu, hampir 80 ribu penerima manfaat yang dahulunya kesulitan air
bersih kini telah mendapatkan solusinya.
“Alhamdulillah, Sumur Wakaf kita sudah
menjangkau 23 provinsi lagi di Indonesia selama tahun 2020 ini. Ada 2 jenis
Sumur Wakaf yang kita bangun, yakni Sumur Wakaf konsumsi untuk keperluan rumah
tangga, masjid, dan sekolah, juga ada Sumur Wakaf Produktif untuk sektor pertanian
dan perikanan,” kata Moch Nurul Ramadhan selaku Koordinator Sumur Wakaf.
Selain Sumur
Wakaf, infrastruktur lainnya yang tengah dibangun Global Wakaf sampai saat ini
ialah Pesantren Peradaban. Sekolah di Desa Cintabodas, Kecamatan Culamega,
Kabupaten Tasikmalaya ini nantinya hadir untuk membantu anak-anak sekitar
memperoleh pendidikan.
Beberapa bangunan dari Pesantren Peradaban yang telah selesai dibangun. (ACTNews/Reza Mardhani)
“Saat ini masih
dalam proses awal pembangunan. Insyaallah kita rencanakan akan mulai
beraktivitas pada Juli tahun 2021 nanti. Kita rencanakan sekolah akan menampung
siswa dan siswi SMA sederajat,” kata Wahyu Novyan selaku Direktur Program ACT
saat peninjauan lokasi sekolah pada Kamis (18/6) lalu.
Selain sarana
pendidikan, Pesantren Peradaban nantinya juga akan dilengkapi dengan asrama
khusus putra dan putri. Para santri sendiri tidak akan dikenakan biaya selama
menempuh pendidikan di Pesantren Peradaban. “Selama belajar, para santri
biaya, free alias gratis.
Di awal, pesantren ini akan ditujukan untuk masyarakat sekitar Cintabodas,
terutama di wilayah Lumbung Ternak Wakaf, dan selanjutnya akan terus
dikembangkan untuk masyarakat luas,” jelas Wahyu.
Edukasi wakaf juga terus dimasifkan melalui berbagai program. Salah satunya lewat Waqf Business Forum yang digelar sebagai sarana edukasi ke masyarakat. Dengan menghadirkan pembicara yang memang fokus di bidang wakaf dan ulama-ulama, Waqf Business Forum tahun ini hadir di Jakarta, Pekanbaru, Malang, hingga rencananya juga akan dihelat di Surabaya pada penghujung Desember nanti.
Berdaya bersama wakaf
Bulan Maret pandemi datang dan memukul laju
ekonomi di seluruh dunia. Atas permasalahan ini, Global Wakaf – ACT juga hadir
untuk memberikan pemberdayaan kepada mereka yang kesulitan dalam usahanya. Dimulai
dengan para petani yang menjadi garda terdepan ketahanan pangan pada bulan
April lalu. Global Wakaf – ACT datang dengan program Masyarakat Produsen Pangan
Indonesia.
“Pandemi
Covid-19 adalah masa yang sulit bagi kita semua. Di tengah situasi seperti ini,
jangan berdiam diri. Semua bisa berkontribusi, apa pun profesinya. Dokter,
aparat keamanan, pekerja kemanusiaan, bahkan petani. Saat wabah menjalar luas
seperti saat ini, umat sangat membutuhkan pangan. Para petani yang terus
berkontribusi dalam penyediaan pangan tak berbeda jauh dengan elemen masyarakat
lainnya yang menjadi garda terdepan dalam penanganan pandemi corona,” jelas
Ahyudin selaku Ketua Dewan Pembina ACT pada peluncuran Masyarakat Produsen
Pangan Indonesia pada April lalu.
Dalam
perjalanannya hingga Desember ini, Global Wakaf – ACT telah memberdayakan 3.600
jiwa. “Sesuai namanya, penerima manfaat kita adalah para produsen pangan. Selain
petani, ada juga peternak dan nelayan yang mendapatkan dana wakaf untuk
pengembangan produksinya,” kata Muhammad Fadli selaku Koordinator Masyarakat
Produsen Pangan Indonesia.
Kolaborasi juga
terus digalakkan untuk menjangkau lebih banyak petani dalam program ini.
Misalnya Global Wakaf – ACT bersama Yayasan Penguatan Peran Pesantren Indonesia
(YP3I) dan Gerakan Masyarakat Pesantren untuk Ketahanan Pangan Indonesia (Gema
Petani), meneken kerja sama untuk penanaman lahan seluas 500 hektare di Jawa
Timur. Penandatanganan ini dilakukan di Pondok Pesantren Riyadlul Jannah
Kelurahan Ledok, Pacet, Mojokerto, Jawa Timur pada Sabtu (17/10).
Tanda kesepakatan kerja sama secara simbolis dan doa bersama antara perwakilan Global Wakaf - ACT, YP3I, serta Gema Petani. (ACTNews/Reza Mardhani)
Selain para produsen pangan di hulu, para
pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pun ikut terbantu dengan adanya
wakaf. Mengingat UMKM saat ini merupakan salah satu tulang punggung
perekonomian, Global Wakaf – ACT turut membantu mereka bertahan lewat adanya
program Wakaf Modal Usaha Mikro.
“Untuk sektor UMKM sendiri yang kita luncurkan
pada Agustus lalu, saat ini sudah lebih dari 1.300 orang terberdayakan
usahanya. Untuk setiap kelompok penerima manfaat juga masing-masing kita
berikan pendampingan sehingga usaha mereka dapat terus berjalan hingga hari
ini,” ujar Wahyu Nur Alim selaku Koorniator ProgramWakaf Modal Usaha UMKM.
Selain program-program di atas, berjalan juga program-program reguler lainnya seperti Lumbung Beras Wakaf dan Lumbung Air Wakaf. Ikhtiar ini akan dilanjutkan di tahun 2021 nantinya sebagai wujud kepedulian dan semangat pemberdayaan masyarakat. []