
ACTNews, SUKABUMI – Masih banyak masyarakat
muslim di Indonesia yang buta akan aksara Al-Qur’an. Hasil riset dari
Institut Ilmu Alquran (IIQ) mencatat, sekitar 65 persen masyarakat Indonesia
buta huruf Al-Qur’an. Tingginya angka tersebut terutama terdapat di daerah
pedesaan atau di wilayah pelosok negeri.
Hal ini menjadi ironi karena Indonesia dikenal
sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk muslim terbanyak di dunia.
Salah satu penyebab masih tingginya buta huruf Al-Qur’an karena minimnya metode
baca Al-Qur’an dengan mudah seperti buku Iqro.
Salah satu yang masih ditemukan kasus buta
huruf Al-Qur’an ada di Kampung Cipurut, Desa Purwasedar, Kecamatan Ciracap,
Sukabumi. Muchlis dari tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) Sukabumi, menjelaskan, di
daerah tersebut terdapat Pesantren Riyadul Mubtadi Ilmu, yang kekurangan
berbagai fasilitas penunjang aktivitas belajar mengajar di pesantren.
"Termasuk kekurangan Iqro. Padahal
banyak anak-anak di sana yang masuk pesantren biar bisa mengenal dan menjadi
penghafal Al-Qur’an. Namun, karena keterbatasan Iqro, pembelajaran mengenal
huruf Al-Qur’an pun kurang maksimal. Jumlah Iqro yang tersedia sangat sedikit,
anak-anak harus menggunakannya secara bergantian," ujar Muchlis, Selasa
(24/5/2022).
Untuk itu, tim ACT pada pertengahan Mei
kemarin mendistribusikan pulahan buku Iqro untuk para santri di Pesantren
Riyadul Mubtadi Ilmu. Muchlis berharap, bantuan ini bisa memupuk semangat para
santri untuk lebih giat membaca dan menghafal Al-Qur’an.
"Mengenal huruf Al-Qur’an dari buku
Iqro menjadi modal bagi santri belajar, memahami hingga menghafal Al-Qur’an,”
tambah Muchlis.[]