
ACTNews, IDLIB – Ketahanan
pangan di Suriah semakin memburuk, menyebabkan jutaan warganya mengalami
kelaparan. Aksi Cepat Tanggap (ACT) pun terus meredam krisis kelaparan yang
terjadi dengan mendistribusikan bantuan pangan. November ini, khobz hangat
disampaikan untuk pengungsi di Idlib. Bantuan ini diikhtiarkan akan terus
dilakukan hingga akhir Desember.
Sekitar 1.400 pengungsi menerima bantuan ini. Firdaus
Guritno dari tim Global Humanity Response ACT menerangkan, sebelum 2011, Suriah
mampu memproduksi cukup gandum untuk memenuhi kebutuhan konsumsi roti dalam
negeri. Namun, sejak perang berkecamuk, produksi dan persedian roti pun mulai
menipis.
Banyak pula toko roti yang ikut hancur dan tidak dapat beroperasi selama konflik. Roti pun menjadi barang yang diperebutkan di Suriah, banyak orang yang melakukan perjalanan melalui pos pemeriksaan untuk sekadar mendapatkan roti.
"Para pengungsi sangat bahagia bisa mendapat roti gratis berukuran besar tersebut. Insyaallah, jika sedekah Sahabat Dermawan bisa terus hadir, makan akan semakin banyak pula pengungsi yang dapat menikmati roti ini," katanya, Sabtu (27/11/2021)
Distribusi juga dilakukan dari rumah ke rumah oleh tim ACT.
(ACTNews)
Berdasarkan data World Food Programme (WFP), sebanyak 12,4
juta orang di Suriah sedang berjuang untuk mendapatkan cukup makanan.
Jumlah tersebut meningkat cukup signifikan dari tahun
sebelumnya. Angka tersebut naik 9,3 juta orang dibandingkan bulan Mei 2020
lalu. WFP menilai, peningkatan angka tersebut sangat mengkhawatirkan karena
setara dengan 60 persen penduduk Suriah tengah mengalami kerawanan pangan.
Perang Suriah yang hampir berlangsung 10 tahun juga telah
merusak ekonomi dan membuat inflasi melonjak di seluruh negeri. Harga berbagai
makanan pokok pun naik hingga 236 persen. Harga minyak yang semula hanya 1000
Pound Suriah, kini lebih dari 5000 Pound.[]